Pers, Barang Yang Dirindu atau Dibenci?

Pers, Barang Yang Dirindu atau Dibenci?

Pekanbaru - Selain lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif, pers sering disebut sebagai pilar ke 4 dalam pembangunan demokrasi di Indonesia. Hal itu dikatakan oleh ketua DPD Riau Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI), Feri Sibarani, STP, dalam wawancara dengan awak media Rabu (27/1) di kantor DPD SPRI, Jalan Arifin Achmad, Gg Pelangi Pekanbaru.

"Jadi inilah yang harus kita pahami selaku wartawan di provinsi Riau ini, jangan pernah minder dan takut dalam melaksanakan tugas dan peran kita sebagai insan Pers, karena kita melakukan amanat Undang-undang," ujar Feri Sibarani. 

Feri juga menjelaskan, sebagai kontrol sosial, media sangat menentukan arah perjalanan bangsa dan pemerintahan di semua jenjang. Termasuk katanya Pemerintah Daerah Provinsi Riau. Ia menyebut, banyak sektor yang dikelola oleh pemerintah dan perlu pengawasan dari Pers. Dengan mengedepankan prinsip keterbukaan, transparansi, serta untuk mengantisipasi tindakan menyimpang dari para pejabat pemerintah.

"APBD kita cukup besar, tidak kurang dari 10 triliun rupiah setiap tahun, itu semua adalah uang rakyat, yang diperoleh dari pembayaran pajak, retribusi daerah, atau penerimaan bukan pajak yang di himpun oleh pemerintah, guna menyelenggarakan roda pemerintahan di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," lanjutnya.

Feri yang sehari-hari aktif sebagai pimpinan Redaksi media cetak AKTUAL Indonesia dan aktualdetik.com. menambahkan, saat ini Pers mengalami degradasi peran dan moral sebagian insan Pers. Hal itu katanya, dapat dilihat dari minimnya informasi yang terekspos tentang semua kegiatan pemerintah dalam menjalankan layanan publik serta penggunaan anggaran APBD triliunan rupiah pertahun.

"Contohnya, kita sudah jarang menemukan Pemberitaan terkait realisasi anggaran APBD triliunan rupiah itu, kemana saja anggaran itu? Dan apa yang dihasilkan dari anggaran triliunan pertahun? " kata Feri sambil mengangkat bahu.

Ditambahkannya, dalam kepemimpinan gubernur Riau Syamsuar saja, yang sudah memasuki tahun ketiga, belum terlihat hal yang signifikan dari realisasi anggaran puluhan triliun rupiah itu. "kesannya kan, semua tampak sangat tertutup dan tidak terekspos apa yang sudah dicapai," sambungnya.

" inilah tugas Pers sebetulnya. Sebagai kontrol sosial harus mampu mengahirkan data yang akurat. Menurutnya itu sangat fundamental, karena diatur dalam pasal 28F UUD 1945. Masyarakat berhak mendapatkan informasi terkait hal-hal itu tadi. Pemerintah dan Pers berkewajiban untuk menyajikan informasi yang akurat kepada masyarakat," bebernya.

Ia juga menyinggung pertumbuhan perusahaan Pers dan jumlah Wartawan di Riau saat ini. Menurut data diskominfo provinsi Riau, ada ratusan perusahaan media, baik cetak maupun online dengan jumlah wartawan juga terus bertambah. Namun, katanya minim pemberitaan terkait realisasi anggaran daerah.

"Inilah realitas yang kita hadapi, pertumbuhan jumlah media dan wartawan tidak berbanding lurus dengan Informasi yang seharusnya didapatkan oleh masyarakat. Kami selaku organisasi Pers, wajib memberikan perhatian untuk hal ini, sesuai dengan UU Pers," Imbuhnya.

Melihat fakta itu, DPD Riau Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI), dalam waktu dekat akan menggelar pelatihan jurnalistik se provinsi Riau. Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan lembaga Pekanbaru Jurnalistik Center (PJC), Riau, yang di pimpin oleh wartawan senior Riau, Drs. Wahyudi El Penggabean, MH.

"Kebetulan saya dipercaya direktur PJC, Wahyudi El Penggabean sebagai Koordinator bidang pengembangan sumber daya wartawan di PJC, jadi sangat relevan dengan bidang tugas saya," ujar Feri. 

SPRI dan PJC akan berkolaborasi membuka kesempatan belajar menjadi wartawan profesional kepada masyarakat umum, pelajar SMA/SMK dan mahasiswa," pungkasnya

Drs. Wahyudi El Penggabean, MH, Direktur Pekanbaru Jurnalis Center (PJC), saat dikonfirmasi membenarkan. Ia menyebut, sudah ada perbincangan ke arah itu dan saat ini sedang dalam tahap persiapan.

"Kita ingin lewat kegiatan ini akan mampu melahirkan wartawan yang profesional dan tahan banting," ungkapnya.

"Secara pribadi dan kelembagaan saya mengucapkan terimakasih kepada saudara Feri Sibarani, yang sudah menginisiasi rencana ini, beliau memang saya lihat sangat serius dalam mendorong semangat dan kualitas insan Pers di Riau. Dia tidak terbatas pada rutinitas sebagai wartawan, tetapi juga memiliki visi yang jauh ke depan," tutur Wahyudi.

Ia menyebut, Feri rutin menulis dan menyoroti persoalan-persoalan Pers di Riau. " Memang kondisinya sudah sangat mendesak sebagaimana harapan banyak pihak, termasuk salah satu pesan Kapolda Riau dalam paparan materinya saat seminar Pers yang digelar SPRI di hotel Pesona Pekanbaru, baru-baru ini, agar ke depan lahir wartawan yang berkapasitas dan memiliki nilai jual," pungkasnya.**


Batara Harahap

Komentar Via Facebook :