BUMN Telan Hasil Proyek IPAL 400 Miliar, Warga Pekanbaru Hanya Makan Debu

BUMN Telan Hasil Proyek IPAL 400 Miliar, Warga Pekanbaru Hanya Makan Debu

Pekanbaru - Kemacetan yang terjadi dibeberapa ruas jalan Pekanbaru, selain disebabkan jalan yang dirusak, hal ini juga akibat banyaknya material proyek pembangunan IPAL yang dionggok di tengah jalan. Bahkan, sejumlah titik ditutup tanpa penjagaan sehingga pengendara harus berputar mencari jalan alternatif lain.

Sementara itu, sejumlah warga Sukajadi, Pekanbaru, mengeluhkan jalan rusak dan berlumpur saat hujan turun. Menurut warga saat cuaca panas, abu dari lumpur yang mengering berhamburan, sebaliknya, saat hujan terjadi genagan air dimana-mana.

"Kami selaku warga terdampak proyek 400 Miliar yang tak kunjung rampung ini sudah bosan," keluh salah satu warga yang berhasil diwawancara. 

Hampir 2 tahun warga Pekanbaru, ulasnya, merasakan dampak proyek Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Proyek ini, selain mengakibatkan kerusakan jalan, juga menjadi pemicu kerugian secara ekonomi, ditambah lagi akibat pandemi covid-19 seperti saat ini.

"Mereka yang belum terdampak mungkin enteng-enteng saja, coba kalau mereka diposisi kami," kata Perdinan, warga Jalan KH. Ahmad Dahlan, Pekanbaru.

Warga juga mengeluhkan lambatnya penanganan yang dilakukan kontraktor jika ada warga yang komplain, warga menduga ada orang besar dibalik proyek ini, sehingga pelaksana proyek merasa besar kepala.

"Jalan di depan warung kami ditutup, debu berhamburan, saat hujan banjir dan berlumpur, macet dimana-mana. Mereka seenaknya saja menggali didepan kedai-kedai kami, sementara pihak PT HK ini tidak pernah memberitahukan sampai kapan lobangnya akan ditutup kembali," tambah Perdinan yang sahari-hari berdagang makanan siap saji, Rabu (26/5/21).

Pantauan media di sejumlah titik, seperti Jalan A Yani, Jalan KH. Ahmad Dahlan, dan sejumlah jalan lainnya di daerah kecamatan Sukajadi mengalami kerusakan parah dan menimbulkan kemacetan akibat proyek Balai Infrastruktur Wilayah di Kementerian PUPR ini. Bahkan dampak proyek ini sudah puluhan usaha warga harus gulung tikar akibat minim pembeli.

Warga lainnya, Linda juga mengeluh karena jalan yang sudah selesai dikerjakan sangat lambat diperbaiki. "Seharusnya kalau sudah selesai langsung ditutup, dirapikan seperti semula dan tidak ditunda-tunda, Kasihan warga," keluh Linda.

Berdasarkan informasi yang diterima redaksi, Proyek pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di Pekanbaru dilaksanakan 2 paket selama dua tahun, sesuai kontrak akan berakhir pada 2021. 

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Riau Dirjen Pemukiman Kementerian PUPR, Ichwanul Ihsan, sebelumnya menyebut proyek IPAL ini akan tuntas sebelum Desember tahun ini.

Dengan kejadian ini Ichwanul pun meminta maaf kepada masyarakat Pekanbaru lantaran pembangunan IPAL ini telah menganggu aktivitas dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat.

Sayangnya, permintaan maaf tidak dibarengi ganti rugi pada warga, apalagi pedagang yang terancam bangkrut, termasuk, katanya, yang sudah gulung tikar akibat proyek penanaman pipa ini. "Entah kapan kami rasakan hasilnya, namun yang jelas 400 Milyar baru setakat menanam pipa, selanjutnya apa lagi?" imbuh Linda.**


Batara Harahap

Komentar Via Facebook :