Luluh Lantak Lahan Warga Muara Pajar, PT. ACS Tutup Kuping

Luluh Lantak Lahan Warga Muara Pajar, PT. ACS Tutup Kuping

Pekanbaru - Kaget dan kecewa diungkapkan Gerhana Br. Tamba, pemilik lahan kelapa sawit dan sejumlah kolam ikan yang bersempadan dengan PT. ACS (Asrindo Citraseni Satria) di RT.002/RW. 004, Kelurahan Muara Pajar, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru. Pasalnya, sejak perusahaan tersebut beroperasi di wilayah mereka terjadi sejumlah peristiwa yang membuat masyarakat setempat geleng kepala.

Gerhana sendiri mengaku telah bermukim di daerah tersebut sejak lima belas tahun silam, sementara, perusahaan melakukan aktivitas perbengkelan sejak empat bulan terakhir.

"Selama ini kami aman-aman saja pak, tak pernah banjir," ujar Gerhana Boru Tamba pada awak media, Sabtu (31/7/2021) di kediamannya.

Menurut Gerhana, saat peristiwa banjir itu terjadi kolam miliknya jebol dan mengalami kerusakan parah sehingga dirinya mengalami kerugian puluhan juta rupiah.

Ia dan warga lainnya berharap perusahan beritikad baik menyelesaikan permasalahan ini." Jangan sakiti orang kecil seperti kami, kami tidak keberatan dengan keberadaan perusahaan, tapi maunya mereka bertangungjawab," harapnya.

GAMBAR ; LAHAN WARGA RUSAK BERAT

Gerhana, mengaku, bulan lalu sudah ada pertemuaan antara pihak perusahaan dan warga yang difasilitasi Lurah setempat, saat itu diputuskan perusahaan wajib mengganti kerugian yang dialami masyarakat. 

Namun, hingga tim dari media dan Yayasan Lingkungan Hidup Sahabat Alam Raya turun ke lapangan, diketahui belum ada realisasi atas kesepakan tersebut.    

Kuat dugaan aktivitas pengurukan tanah ke dalam kolam menyerupai danau milik perusahaan tidak dapat dikendalikan sehingga terjadi limpahan air ke lahan warga, akibatnya, kolam milik warga mengalami kerusakan parah.

Hasil penelusuran tim media ini bersama dengan Yayasan Sahabat Alam Raya (SAHARA), diketahui PT. ACS berkantor di jalan Duri-Dumai Km. 8 Balai Makam, Kabupaten Bengkalis, Duri, Riau. Perusahaan penyedia alat berat dan transportasi ini merupakan milik seorang pengusaha di Pekanbaru, selain itu diketahui perusahaan ini merupakan salah satu rekanan PT. Chevron Pacifik Indonesia (CPI) yang beroperasi di wilayah Riau.

Penjaga keamanan bernama Luis yang ditemui di lokasi, menjelaskan, bahwa keberadaan PT. ACS di wilayah tersebut hanya sementara, katanya, kalau pekerjaaan sudah rampung semua alat akan diangkut ke Duri. 

"Kami hanya meminjam tempat pak, paling lama empat bulan, yang punya tanah ini PT. Awal Bros," ungkap Luis.

Warga setempat yang identitasnya tidak mau disebutkan, saat ditemui di sekitar lokasi menguraikan, sepengetahuannya, PT. ACS dan PT. Awal Bross pemiliknya satu orang. Untuk meyakinkan awak media dan tim dari Yayasan sahabat Alam Raya (SAHARA), sambil tersenyum warga setempat ini mengatakan, mereka sudah melakukan kegiatan sejak beberapa bulan yang lalu,"tak mungkin hanya empat bulan, kami sebagai warga tempatan pun tak ada yang dipekerjaan di proyek itu," ungkapnya. Dirinya bahkan tidak merasa heran dengan keterangan penjaga keamanan, menurutnya, setiap ada yang bertanya, jawaban mereka selalu begitu.

Ketua RT setempat Slamet, saat dikonfirmasi via nomor 0823 8858 xxxx, hingga berita ini tak pernah mengangkat telepon selulernya. Sementara, pihak perusahaan yang coba dihubungi belum tersambung.

Dilain pihak, ketua bidang investigasi Yayasan Sahabat Alam Raya, Andrwes Yulius saat dimintai komentarnya, menyebut, ini harus diusut tuntas, jangan biarkan masyarakat menderita hanya kerena ulah orang-orang yang tidak taat hukum.

Menurutnya, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau dan pihak terkait lainnya harus ikut bertanggungjawab atas peristiwa ini, jangan justru "ngeles". Ia juga meminta pihak terkait agar segera turun ke lapangan." Lakukan pengecekan, dinas terkait harus proaktif, jangan tunggu laporan warga," imbuhnya.

Bahkan, kata Andrewes, jika tidak ada tindakan, pihaknya akan membawa masalah ini ke jalur hukum,"ini pidana lingkungan, tidak ada yang kebal hukum di negara ini," cetus Andrwes yang akrab disapa Andre ini. Ia berharap masalah ini tidak berlarut-larut, sebab, katanya, masyarakat butuh kepastian.**


Batara Harahap

Komentar Via Facebook :