Berbagai Bank di Asia Menjalankan Kegiatan Ramah Lingkungan

Bersama Thales, Bank di Asia Menjalankan Kegiatan Ramah Lingkungan

Bersama Thales, Bank di Asia Menjalankan Kegiatan Ramah Lingkungan

Singapura Saat ini kalangan pemerintah dan pihak regulator di seluruh dunia berupaya mengatasi dampak industri terhadap sektor lingkungan hidup dan ekonomi. Untuk itu, berbagai bank di seluruh Asia mengubah portofolio produk mereka menjadi ramah lingkungan dan berinovasi guna mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Green Finance Industry Taskforce yang dibentuk Monetary Authority of Singapore hingga Green Finance Action Plan 2.0 di Taiwan, 

Untuk mendukung para pelanggan perbankan kami, Green Finance Industry Taskforce yang dibentuk Monetary Authority of Singapore hingga Green Finance Action Plan 2.0 di Taiwan, Thales menghadirkan portofolio produk dan solusi perbankan berkelanjutan (sustainable banking) terlengkap di industri. 

Dari penggunaan material alternatif yang terbuat dari alam (bio-sourced material), hingga membantu bank mengompensasi jejak karbon secara komprehensif, 

Thales telah bermitra dengan bank-bank terkemuka, seperti DBS, UOB, dan Standard Chartered, dalam menyediakan solusi yang lebih ramah lingkungan kepada nasabah. 

Meluncurkan Kartu Kredit Pertama di Asia yang Terbuat dari Alam untuk DBS Bank Taiwan

"Perbankan yang Bertanggung jawab", "Praktik Bisnis yang Bertanggung jawab", dan "Menciptakan Dampak Sosial yang Positif" merupakan tiga poros utama dalam pembangunan berkelanjutan DBS Group. 

Di Taiwan, DBS meningkatkan inisiatif tersebut pada Juli 2020 ketika DBS Bank Taiwan menerbitkan kartu kredit pertama di Asia yang terbuat dari alam (bio-sourced credit card), yakni DBS Eco Card. 

Langkah ini bertujuan meningkatkan kesadaran nasabah terhadap lingkungan dan memanfaatkan solusi perbankan yang ramah lingkungan. 

Berkat peluncuran kartu ini, didukung praktik-praktik keberlanjutan lain yang dijalankan DBS, DBS Bank Taiwan berhasil meraih "2020 Taiwan Corporate Sustainability Award" dari Taiwan Institute for Sustainable Energy sebagai bentuk apresiasi atas komitmen DBS terhadap lingkungan hidup.

Membantu UOB Menyediakan Produk-Produk Keuangan yang Berkelanjutan bagi Semua Orang

UOB berkomitmen menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi para nasabah dan komunitas-komunitasnya. Sebagai bagian dari komitmen ini, pendekatan lingkungan hidup, sosial, tata kelola perusahaan (ESG) UOB tecermin dari rangkaian solusi dan layanan keuangan yang mempermudah nasabah menjalani kehidupan yang ramah lingkungan. 

Selain menawarkan solusi pembiayaan hijau (green financing) untuk kendaraan listrik dan rumah-rumah yang ramah lingkungan, serta solusi investasi berkelanjutan, UOB tahun ini juga meluncurkan kartu kredit pertama di Singapura yang terbuat dari alam. 

Produk ini menyasar nasabah Generasi Z yang mengutamakan kelestarian alam. UOB EVOL Card adalah kartu pembayaran pertama dari UOB yang memanfaatkan Polylactic Acid (PLA) dan bahan-bahan dari alam, terbuat dari tanaman jagung serta aman digunakan dalam proses insinerasi. 

Dibandingkan kartu kredit biasa yang berbahan plastik, umumnya terbuat dari Polyvinyl Chloride (PVC), UOB EVOL Card mengurangi penggunaan plastik sebesar 82%, dan menurunkan jejak karbon UOB sebanyak 10 gram per kartu. UOB juga ingin mengganti kartu debit dan kartu kredit terbitannya dengan opsi-opsi yang ramah lingkungan pada masa mendatang.

Membantu Standard Chartered Mengompensasi Jejak Karbon dari Kartu Pembayarannya

Demi menjadi bank yang paling berkelanjutan dan bertanggung jawab di dunia, Standard Chartered Bank berkomitmen terhadap pembangunan sosial dan lingkungan hidup secara bertanggung jawab melalui kegiatan bisnis, operasional, dan komunitasnya. 

Dalam segmen bisnis konsumer, Standard Chartered berupaya mengurangi jejak karbon dengan menerbitkan kartu kredit CarbonNeutral pertama di Malaysia pada November 2020. Mulai November tahun ini, Standard Chartered juga memperluas program ini pada tingkat dunia, dan ingin mencapai netralitas karbon pada seluruh kartu kredit dan debit yang diterbitkannya. 

Dengan asumsi bahwa kartu pembayaran bank secara rata-rata menghasilkan jejak karbon sekitar 150 CO2eq (carbon dioxide equivalent) atau setara dengan lima kantong plastik, maka tiga juta kartu pembayaran yang diterbitkan Standard Chartered setiap tahun setara dengan 15 juta kantong plastik. 

Sebagai bagian dari program kompensasi karbon (carbon offset), Thales berkolaborasi dengan lembaga-lembaga konsultan, auditor, dan lembaga non-pemerintah terkemuka demi membantu Standard Chartered mengukur emisi karbon yang dihasilkan kartu pembayaran, lalu mengompensasi jejak karbon ini melalui beragam program mitigasi karbon di seluruh dunia. 

Dengan kartu CarbonNeutral®, Standard Chartered berkontribusi dalam program-program pengurangan karbon secara berkelanjutan, dari Acre Amazonian Rainforest di Brazil hingga Rimba Raya Biodiversity Reserve di Indonesia. Di saat bersamaan, Standard Chartered memperkuat komitmennya dalam perubahan iklim, khususnya bagi nasabah mereka.

"Ketika sektor keuangan global berupaya menjalankan pemulihan pada era pascapandemi, terdapat perhatian yang lebih besar untuk mereka beroperasi secara lebih baik dan ramah lingkungan. Sebagai pelopor industri, kami melihat banyak klien kami sangat mengutamakan portofolio produk perbankan berkelanjutan secara holistik dan komprehensif. 

Senior Vice President, Thales Banking and Payment Solutions Asia, Michael Au menjelaskan, "Tujuannya adalah membuat kontribusi positif bagi masyarakat. Selain itu, teknologi nirkontak dalam transaksi, mobilitas, dan autentikasi telah menjadi bagian dari keseharian kita. Portofolio solusi yang lengkap dari Thales tak hanya membantu industri keuangan beroperasi secara efisien, namun juga bagaimana persepsi nasabah terhadap mereka. Thales juga mendukung prinsip-prinsip yang diperjuangkan perusahaan tersebut."**


Nelpa A.Md

Komentar Via Facebook :