Dinsos Riau Bakal Turun Rehabilitasi Gepeng

Line Pekanbaru - Dinas Sosial (Dinsos) Riau bakal turun ke lapangan untuk mendata dan merehabilitasi gelandangan, pengemis dan pemulung (Gepeng) di kabupaten/kota. Pasalnya, keberadaan gepeng di Riau dinilai semakin marak.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Ahmad Hijazi, mengatakan perlu dilakukan pelayanan dan rehabitasi sosial terhadap gepeng yang kini angkanya mencapai 7 persen. "Mereka ini harus menjadi perhatian kita, kalau perlu kita data langsung melalui by name by addres-nya," kata Hijazi usai menjadi pembicara pada seminar bertajuk 'Peran Pemerintah dalam Penanganan Gelandangan dan Pemulung, di Pekanbaru, Kamis (4/5).
Menurutnya, setelah ditertibkan, gepeng seharusnya direbilitasi dan dibina dengan berbagai keterampilan oleh Dinas Sosial. "Setelah itu diberikan bantuan modal usaha agar mereka produktif dan mandiri," katanya.
Sebenarnya, kata Hijazi, sebagaian besar pengemis itu bukan orang miskin. Tapi, mereka mengemis karena bermental pengemis. "Ini yang harus dibangun dengan memberikan pencerahan," ungkapnya.
"Sekarang ini bagaimana mereka bisa hidup mandiri. Yang cacat saja bisa mandiri dan mereka tidak menjadi pengemis. Kita lihat di negara-negara luar, mereka itu ada yang menjual tisu, menjual air minum, menjual rokok dan lainnya yang bermanfaat bagi orang lain," tambah Hijazi.
Hijazi menilai perlu ada harmonisasi antara provinsi dengan kabupaten/kota dalam menertibkan gepeng. Jangan sampai mereka mengganggu ketertiban masyarakat, baik di jalanan dan perumahan.
"Tentu perlu ada harmonisasi, termasuk kerja sama dengan kepolisian dan Satpol PP menertibkan, supaya mereka bisa tertib di lokasi-lokasi keramaian, di jalan, lampu merah. Nah dari sinilah fungsi penanggulangannya," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau Syarifuddin, mengatakan, pihaknya telah melakukan pendataan termasuk meminta data gepeng. Namun sayangnya, data yang diserahkan kabupaten/kota tidak akurat.
"Permasalahannya ada di daerah. Ketika kita tanya data, daerah memberikan data dikarang-karang saja. Kalau data gepeng konkret, kita bisa bersinergi. Dalam pendataan perlu di-assessment, apakah benar-benar gelandangan dan pengemis yang memang dihimpit kemiskinan atau hanya modus saja," urainya. **
Komentar Via Facebook :