Wujudkan Pendidikan Digital, Huawei dan UNESCO Laksanakan Proyek di Afrika

Wujudkan Pendidikan Digital, Huawei dan UNESCO Laksanakan Proyek di Afrika

Shenzhen (Tiongkok) - UNESCO dan Huawei meluncurkan tahap pelaksanaan proyek "Technology-Enabled Open Schools for All" (TeOSS) di Ghana, Ethiopia, dan Mesir, melalui pertemuan virtual yang berlangsung pada 25 November 2021 yang lalu.

TeOSS akan menjadi dasar untuk menggerakkan transformasi digital di dunia pendidikan, dan membantu tiga negara anggota UNESCO membangun sistem pendidikan yang tangguh serta mampu mengatasi bencana global seperti Covid-19. Evaluasi ini juga mendukung perluasan proyek ke negara-negara Afrika lain guna meningkatkan integrasi TIK dalam kegiatan belajar-mengajar.

Menurut Stefania Giannini, Assistant Director-General, Education, UNESCO, mengatakan proyek ini ingin membantu pelajar agar menjadi warga digital yang percaya diri, dan mampu menghadapi dunia virtual secara mandiri, serta membekali guru dengan keahlian penting dalam pemanfaatan perangkat digital yang lama dan baru. Dengan demikian, hasil belajar dapat ditingkatkan.

"Proyek ini dirancang guna menguji coba model sekolah yang mampu merespons tantangan baru dengan cepat, khususnya dampak yang ditimbulkan pandemi, dan mengandalkan teknologi yang membantu pengembangan model sekolah masa depan. Model sekolah digital harus membuat program belajar yang mudah diakses seluruh pelajar, terlepas ketika krisis terjadi atau tidak—program ini harus melampaui situasi yang terjadi saat ini, dan membuka cakrawala baru dalam kegiatan belajar-mengajar," jelas Stefania.

Lebih lanjut proyek ini terlaksana lewat kolaborasi dengan pemerintah-pemerintah Ghana, Ethiopia, dan Mesir, serta mengacu pada strategi nasional masing-masing negara, proyek TeOSS ingin memenuhi kebutuhan di wilayah-wilayah lokal.

Dr. Reda Hegazy, Wakil Menteri, Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Teknis, mengatakan di Mesir, kerangka keahlian TIK telah dikembangkan bagi kalangan guru dan pelajar pada sistem belajar 12 tahun. Para pakar pengembangan kursus digital, serta guru-guru sekolah dasar dan menengah pertama, akan mengikuti pelatihan. 

"Sistem pendidikan baru 2.0 di Mesir menekankan integrasi teknologi dalam proses pendidikan, melibatkan berbagai bahan belajar digital dan sarana belajar digital yang menjamin akses pendidikan bagi semua orang, serta memenuhi kualitas dan akses pendidikan dan peran guru telah beralih dari penyaji informasi hingga menjadi seorang pemandu dan fasilitator dalam proses pendidikan melalui bahan belajar digital," kata Dr. Reda.

 

Menurut Dr. Fanta Mandefiro, Menteri Pendidikan Ethiopia menjelaskan proyek TeOSS di Ethiopia akan mengutamakan infrastruktur TIK yang dibangun untuk menghubungkan sekolah uji coba, melatih guru dan pelajar, serta membentuk Sistem Manajemen Pembelajaran yang terpadu dengan Platform Pelatihan Guru.

"Ethiopia sangat memahami kebutuhan TIK dan digitalisasi dalam sistem sekolah masa depan. TIK dan digitalisasi bertujuan mewujudkan pendidikan bermutu dan inklusif secara setara bagi semua orang, tanpa adanya gangguan. Hal ini tercantum dalam rencana pengembangan sektor pendidikan baru kami dan proyek ini sangat sejalan dengan cita-cita kami, serta aktivitas dari program dan inisiatif penggunaan konten digital dalam sistem pendidikan kami," jelas Dr. Fanta.

Sementara Dr. Yaw Osei Adutwum, Menteri Pendidikan Ghana mengatakan, di Ghana, fokusnya adalah konten digital untuk seluruh mata pelajaran, dan menyediakan pelatihan bagi guru serta pelajar di Sekolah Dasar dan Menengah Pertama. Proyek ini juga akan membangun e-repository yang dapat dimanfaatkan guru untuk mengunggah konten, serta mudah diakses pelajar lewat kanal daring dan luring dengan sedikit atau tanpa pengawasan guru.

"Saya gembira menyambut perluasan kerja sama UNESCO-HUAWEI, dan kolaborasi yang terjalin dengan instansi-instansi kami, khususnya CENDLOS yang memiliki mandat dari Pemerintah Ghana untuk memfasilitasi integrasi TIK dalam seluruh sistem pendidikan," kata Dr. Yaw Osei.

Kevin Zhang, CMO, ICT Infrastructure, Huawei, menyampaikan TeOSS sejalan dengan domain Tech4Edu dalam naungan inisiatif Huawei untuk inklusi digital TECH4ALL. Inisiatif ini ingin meningkatkan kesetaraan dan kualitas pendidikan lewat teknologi.

"Sarana-sarana digital dari proyek Technology-enabled Open Schools for All akan mewujudkan pembelajaran yang tak pernah berhenti—apa pun yang akan terjadi pada masa depan. Huawei sangat berkomitmen menjalin kolaborasi dengan UNESCO, kalangan pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan agar berbagai proyek berjalan sukses, berkelanjutan, dan berskala luas," ujar Kevin Zhang.

Proyek TeOSS dan kemitraan yang akan memanfaatkannya berperan besar bagi digitalisasi dunia pendidikan, serta peningkatan akses yang setara dan inklusif terhadap kesempatan belajar jangka panjang bagi semua orang.**


Eko Sulastono

Komentar Via Facebook :