Diprotes Warga, Proyek IPAL Kembali Dikerjakan Akibat Pipa Pecah

Diprotes Warga, Proyek IPAL Kembali Dikerjakan Akibat Pipa Pecah

Pekanbaru - Pengerjaan Proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Pekanbaru, Riau, kembali mendapat protes warga karena tak kunjung selesai. Proyek tersebut katanya akan selesai jelang akhir tahun ini, ternyata masih terlihat terbengkalai. 

Hasil pantauan media ini, Selasa (21/12/21), proyek yang sempat diprotes warga di Jalan Rajawali, Sukajadi mulai dikerjakan. Terlihat pekerja mulai memadatkan jalan yang ditanami pisang oleh warga beberapa hari yang lalu.

"Untuk di Rajawali ada kendala pipa PDAM pecah. Kita tak bisa ganti karena jenis pipa beda, beli pipa baru dan mereka dari PDAM yang pasang," kata Ichwanul Ihsan, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau, Selas (21/12/21).

Lebih lanjut Ihsan mengatakan pengerjaan terlambat karena ada pipa milik PDAM yang pecah. Akibatnya pengerjaan tertunda dan tak dapat dilanjut sebelum pipa PDAM milik Pemko Pekanbaru dipasang.

"Itu baru selesai mereka pasang. Setelah itu baru kita kerja lagi, ya ini saya minta kan ini selesai dulu, Rajawali selesai dan yang lain nanti dulu. Utamakan ini," kata Ihsan.

Menurut Ichwanul Ihsan mengatakan bahwa khusus proyek IPAL di Jalan Rajawali mulai dikerjakan sejak pipa PDAM selesai dipasang. Ia meminta masyarakat dapat bersabar karena akan pengerjaan terus dikebut.

"Memang harus benar-benar, karena tidak boleh padat digiling karena di bawah itu ada pipa. Itu ada pipa PDAM tahun 1970 an, ya sedikit saja kena pecah," ucapnya.

Diketahui Sebelumnya warga di Pekanbaru memprotes proyek IPAL yang tak kunjung tuntas. Warga protes karena merasa usaha mereka merugi gara-gara proyek itu. Protes ini dilakukan warga pada Senin (20/12/21), dengan menanam pohon pisang dan membentang spanduk sebagai bentuk protes.

"Proyek tidak jelas, buat susah masyarakat saja. Usaha kami rugi, Pemko buta," tulis salah satu spanduk yang dipasang warga di lokasi proyek.

Sementara itu Mistam salah satu warga yang protes, mengatakan protes itu dilakukan karena proyek IPAL itu sudah berjalan selama 11 bulan proyek namun tak kunjung selesai. Dia mengatakan usaha yang berada di sekitar IPAL lumpuh total karena warga tak dapat melintas di lokasi.

"Sudah 11 bulan proyek ini tidak selesai. Sudah 7 bulan usaha kami lumpuh, omset turut antara 80-90 persen," kata Mistam.

Selanjutnya Mistam juga mengatakan warga tak bisa melintas karena jalan rusak dan berlumpur akibat proyek IPAL. Mereka menilai pihak yang mengerjakan proyek tidak pernah memberi kompensasi kepada warga setempat.

"Mereka tidak pernah turun melihat pekerjaan ini. Ini kami masyarakat sudah menderita, ada 20 lebih tempat usaha mati," pungkasnya.**


Eko Sulastono

Komentar Via Facebook :