ABB dan Keppel Tandatangani MoU Kolaborasi Berbasis Digital

Singapura - Salah satu perusahaan inovasi dan teknologi di bawah Keppel Infrastructure Holdings Pte Ltd (KI) dan ABB Motion dan Keppel Energy Transition Centre Pte Ltd (KETC) telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dimana kedua belah pihak akan memperdalam kolaborasi mereka untuk mengeksplorasi, mengembangkan, dan menerapkan solusi digitalisasi terkini pada ekosistem manajemen pengelolaan air.
Menurut Goh Eng Kwang, Direktur Eksekutif, Manajemen Proyek, Servis Air, mengatakan manajemen pengelolaan air Singapura telah dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia dengan teknologi yang canggih.
"Industri pengolahan air kini tengah berada di titik transisi terpenting dan dengan kerjasama yang baik, kami berharap mampu mengidentifikasi berbagai kesempatan yang bukan hanya mampu mengadopsi solusi digital tapi juga meningkatkan operasi dan kinerja Keppel Infrastructure ke tahap berikutnya," ujar Goh Eng Kwang.
"Tujuan pertama dari MoU ini untuk melihat siklus air secara keseluruhan agar mampu mengoptimalkan interaksi big data, analisis yang jelas, perangkat pintar, serta bagaimana kita mampu mengelola data yang ada, kinerja pembangkit, pemeliharaan siklus air serta penggunaan asset. Kedua, MoU ini bertujuan untuk mempercepat perubahan fokus industry menuju net-zero, membawa Keppel selangkah lebih maju menuju tujuan yang berkesinambungan," imbuhnya.
Sedangkan menurut, Narayanan, Senior Vice President, Asia, ABB Motion Business Area.Menciptakan potensi area untuk kolaborasi pada distribusi energi pintar, mobile-connect secara jarak jauh dan mengembangkan rencana prediksi pada sistem pemeliharaan menggunakan platform ABB Ability™ Condition Monitoring untuk menganalisa data dan menerima arahan dari para ahli untuk pengambilan keputusan.
"Kami sangat berkomitmen bekerjasama dengan Keppel untuk mempercepat penerapan teknologi pintar untuk memenuhi kebutuhan air Singapura masa kini dan di masa depan. Terkait hal ini, MoU ini sangat penting untuk kedua belah pihak. Kedua perusahaan ini telah berkecimpung lama di industri ini dan kami berkomitmen untuk memberikan yang terbaik untuk membangun sistem pengelolaan air Singapura," ujar Narayanan.
Diketahui kebutuhan air di Singapura kini sekitar 430 juta galon per hari dan akan berlipat ganda pada 2060. Untuk meningkatkan keamanan, Singapura mencari sistem desalinasi yang tahan cuaca sebagai sumber air untuk populasinya yang berkisar 5,5 juta jiwa.
Desalinasi diharapakan mampu mencapai 30 persen dari kebutuhan air Singapura pada 2060. Desalinasi sangat berkontribusi pada pengelolaan air Singapura, proses pengelolaan energi ini membutuhkan metode terkini untuk meningkatkan efisiensi dan kesinambungan.
Narayan juga menambahkan pada 2020, ABB memasang teknologi terkini, termasuk otomatisasi dan sistem kontrol, serta instrumentasi dan penganalisa air di Keppel Marina East Desalination Plant (KMEDP), salah satu instalasi desalinasi tercanggih di dunia yang didesain untuk memproduksi 30 juta galon air bersih setiap harinya.
"Digitalisasi adalah masa depan air Singapura. Ketika Singapura terus menargetkan untuk memenuhi kebutuhan air sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca, ada kebutuhan tersendiri akan teknologi yang mampu memberikan operasi yang lebih aman, lebih pintar dan lebih berkesinambungan. Kuncinya adalah berpikir kembali dan ambil langkah besar untuk mencapai tujuan ini," tambah Narayanan.
Keppel Infrastructure adalah anak perusahaan dari Keppel Corporation, perusahaan multinasional kebanggaan Singapura yang menyediakan solusi pada urbanisasi yang berkesinambungan. KI menyediakan solusi untuk berbagai tantangan melalui energi terbarukan, lingkungan dan business energi baru dengan meningkatkan teknologi yang tepat, kemampuan teknis yang kuat, serta kemampuan yang telah berhasil dibuktikan.**
Komentar Via Facebook :