Malampah Merupakan Daerah Terdampak Paling Parah

Gempa di Pasaman, 11 orang Meninggal, 5 Orang Masih Belum Ditemukan

Gempa di Pasaman, 11 orang Meninggal, 5 Orang Masih Belum Ditemukan

Bangunan hancur akibat gempa berkekuatan M 6,1 di Pasaman

Pasaman - Hingga siang ini BPBD Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar), masih mencari lima warga yang dinyatakan hilang usai gempa berkekuatan M 6,1 pada Jumat (25/2) kemarin, kelima korban tersebut belum ditemukan.

Kelima orang itu dinyatakan hilang di Nagari Malampah. Malampah merupakan daerah terdampak paling parah akibat gempa di Kabupaten Pasaman.

Kepala Badan Pelaksana BPBD Kabupaten Pasaman, Alim Bazar kepada wartawan, Minggu (27/2/2022) mengatakan, "Jadi laporannya sesaat setelah gempa, sebagian tanah di lereng Gunung Talamau turun dan menyebabkan meluapnya air Sungai Batang Timah di daerah Siparayo. Mereka diperkirakan hanyut terbawa arus." 

"Tim gabungan masih melakukan pencarian di lokasi," katanya.

Gempa berdampak cukup besar bagi masyarakat di Pasaman. Tercatat ada 11 Orang Korban meninggal. Untuk korban luka 36 orang. Mereka masing-masing di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk Sikaping dan RSUD Simpang Empat.

Selain rumah penduduk, gempa juga merusak sejumlah bangunan sekolah yang ada di daerah tersebut. Selain itu juga dilaporkan sebuah jembatan penghubung di daerah Rawang juga mengalami rusak berat.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman Barat, mengaku belum melakukan pendataan kerusakan akibat gempa secara detail. Menurut Bupati Hamsuardi, Pemkab Pasbar masih fokus untuk menangani warga yang mengungsi.

Hamsuardi kepada wartawan, Minggu (27/2/22) mengatakan, "Kami fokus penangan korban dulu, karena terlalu banyak yang mengungsi. Ini harus kami selesaikan kebutuhannya." 

Hamsuardi mengatakan survei kerusakan akan mulai dilakukan pada Rabu (3/3) mendatang. Namun, ia menjelaskan akibat gempa itu puluhan ribu warga terpaksa mengungsi ke sejumlah tenda pengungsian karena tak lagi memiliki rumah.

"Nanti akan ditentukan kategori rusak berat, sedang atau ringan. Kami harapkan Rabu nanti warga sudah bisa pulang ke rumah dan membuat tenda di depan rumah masing-masing," pungkas Hamsuardi.**


Nelpa A.Md

Komentar Via Facebook :