Penjaga Hutan Adat Talang Mamak Berpulang

Penjaga Hutan Adat Talang Mamak Berpulang

Line Pekanbaru - Patih Laman, tokoh adat Suku Talang Mamak, meninggal dunia di usia 107 tahun, Rabu (10/5) malam. Seumur hidupnya, Patih Laman mengabdikan diri mempertahankan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) dari penjarahan.

Patih Laman berpulang di rumah anaknya di Talang Durian Cacar, Desa Sei Ekok, Kabupaten Indragiri Hulu. "Beliau sudah lama mengeluh sakit," kata Gilung, juru bicara keluarga Patih Laman, Kamis (11/5).

Katanya, masyarakat adat Talang Mamak dari seluruh kebatinan kini berkumpul di rumah duka. "Untuk proses penggalian kuburan ada 100 orang yang silih berganti. Di rumah duka juga lagi ramai saat ini," kata Gilung.

Berdasarkan catatan, Patih Laman adalah tokoh adat yang disegani. Patih adalah gelar tertinggi dalam masyarakat Talang Mamak yang hidup di kawasan TNBT. Nama aslinya adalah Laman.

Patih Laman menorehkan sejumlah pengakuan dunia internasional dalam mempertahankan kawasan TNBT. Bahkan, di zaman orde baru, dia dituduh sebagai PKI oleh Gubernur Riau ketika dijabat Soeripto. Ketika itu, dia mengerahkan massa berdemonstrasi ke kantor Gubernur Riau menolak penguasaan hutan yang dihuni warga Talang Mamak.

Tapi tuduhan itu dibalikkan Patih Laman kepada Soeripto. "Pak Gubernur, kami ini buta huruf. Tidak tahu apa itu PKI. Karena Bapak tahu apa itu PKI, berarti Bapak Gubernurlah yang PKI," kata Laman kepada Soeripto.

Di tahun 1999, Patih Laman mendapat anugerah tertinggi World WideFund for Nature (WWF) Internasional for Conservation di Sabah, Malaysia. Dia dinilai berhasil mempertahankan kawasan hutan berserta adat istiadat masyarakat.

Pada 5 Juni 2003, Presiden Megawati Soekarnoputri menganugerahi piala Kalpataru kepada Patih Laman di Istana Negara. Patih Laman dinilai sukses menjaga kelestarian Hutan Panguanan dan Panyabungan di Indragiri Hulu dengan kearifan lokal masyarakat Talang Mamak. Hutan tersebut digunakan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Talang Mamak di Desa Sungai Ekok, Kecamatan Rakit Kulim, Indragiri Hulu.

Beberapa bulan terakhir, Patih Laman berniat mengembalikan ke Jakarta sebagai bentuk protes atas kegagalan pemerintah dalam menjaga hutan dan adat istiadat. Sayangnya, rencana tidak bisa dilaksanakan karena Patih Laman keburu dipangging Sang Pencipta. **


Komentar Via Facebook :