Line Pasirpangarian - Dua mahasiswa anggota Himpunan Mahasiswa Rokan Hulu (Himarohu) Riau dan Rumpun Pemuda Pelajar Mahasiswa (RPPM) Rohul akan melaporkan sejumlah oknum pegawai Kejaksaan Negeri (Kejari) Rokan Hulu ke Polres Rokan Hulu. Mereka mengaku menjadi korban penganiayaan di kantor Kejari Rohul.

Abu Bakar, Ketua Himarohu Riau, menyebutkan penganiayaan itu terjadi Selasa (16/5) pagi, sekitar pukul 10.00 WIB. Ketika itu, tujuh mahasiswa dari Himarohu dan RPPM mendatangi kantor Kejari Rohul.

"Mereka hendak bersilaturahmi sambil menyampaikan aspirasi," tukas Abu Bakar di Pasirpangaraian, Selasa malam (16/5) seusai menemani kedua korban menjalani visum di RSUD Pasirpangarian.

Oleh salah satu petugas, kata Abu Bakar, mereka diarahkan bertemu Kepala Seksi Intel Kejari Rohul, Agus Kurniawan. Hampir setengah jam mereka menunggu Agus.

"Tak lama kemudian, Agus keluar dan menyatakan tidak bisa bertemu dengan para mahasiswa. Dia sedang rapat bersama Kesbangpol Rohul. Dia berjanji akan menemui mahasiswa seusai rapat itu," kata Abu Bakar.

Sebelum Agus kembali ke ruang rapat, tambah Abu Bakar, Muhammad Sukri yang merupakan Presiden RPPM Rohul mengatakan kepada Agus agar pelayanan di kantor Kejari Rohul diperbaiki.

Ketua Mahasiswa Kecamatan Rokan IV Koto, Rio Andri, rupanya sudah kesal dengan kondisi itu. Dia keluar ruangan dan mengetuk pintu kaca dari luar dengan tangannya. "Tiba-tiba, sejumlah pegawai di kantor itu mengejar dan menyeret Rio. Kemudian terjadi perkelahian," tukas Abu Bakar.  

Bahkan, tambah Abu Bakar, Sukri juga ikut dicekik dan diseret. "Sukri dan Rio dijebloskan ke sel tahanan di sana," katanya. Keduanya baru dikeluarkan setelah Abu Bakar bertemu dengan Kepala Kejari Rohul, Freddy Daniel Simanjuntak.

Sementara Sukri mengaku tidak mengetahui siapa yang mencekik dirinya. "Kondisinya begitu ramai. Baju saya sampai koyak karena ditarik-tarik. Kepala saya bahkan bengkak," kata Sukri. **