Selamat Jalan Syamsuar, Aris Aruna; Bagaimana Nasib Migas Riau Setelah September

Jakarta - Praktisi Migas, Ir. Aris Aruna ikut memikirkan nasib Riau setelah Gubernur yang menjabat September ini akan digantikan Pj. “Pertanyaannya apakah Pj ini punya hak signifikan untuk urusan migas di Provinsi nya. nah kalau jawabnya tidak maka semua urusan akan molor sampai November 2024,” demikian kata Aris Aruna.
Selain itu, dengan viral nya berita di media online tentang statement Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama dimana sewa kantor PHR di JL.Dr. Satrio Kuningan, Jakarta Selatan, dengan nilai sewa Rp. 382 Milyar per tahun terlalu besar dan mahal.
Sebagai Sub Holding dari Pertamina Hulu Energi' (PHE) untuk nilai sebesar di terlalu besar dengan wilayah kerja regional 1 untuk lapangan-lapangan yang ada di pulau Sumatera.
Kehadiran sebuah kantor utama memang diperlukan dalam menunjang aktifitas top management dan team terkait lain agar komunikasi dengan mitra kerja yang berada di Jakarta seperti ,SKk migas, Dirjen Migas, Kementerian Keuangan dan Kementerian yang terkait , DPR RI serta TNI dan Polri terkait keamanan Industri strategis negara.
Namun dengan nilai 382 Milyar pertahun,sementara daerah operasi terbesar regional I adalah WK Rokan di Provinsi Riau, Kemudian Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan, alangkah baiknya dana sebesar itu dialihkan ke kantor dekat dengan operasi.
Dengan nilai sebesar itu dan letaknya terpisah-pisah memang pemborosan dan lebih baik dana sebesar itu di alihkan ke kantor yang dekat dengan operasi terbesar Pertamina Hulu Rokan (PHR) adalah WK Rokan di Rumbai Pekanbaru Riau dengan membawa semua team pengadaan barang dan jasa serta invoicing yang selama ini dilakukan di jakarta.
Walaupun saat ini semua system proses pengadaan barang dan jasa serta invoicing sudah digital, namun tidak semua aktivitas dapat dilakukan dengan cara digital, apalagi nanti sudah masuk pada tahapan eksekusi pekerjaan.
Dengan pemindahan ini dilakukan oleh PHR segera maka akan terjadi multi efek bagi Provinsi Riau beserta kabupaten Kotanya,Penerbangan akan ramai, hotel, restoran dan bisnis UMKM akan tumbuh dan berkembang serta tempat-tempat kuliner khas Riau banyak dikunjungi para orang-orang yang sedang melakukan bisnis trip Migas ke Provinsi Riau.
Sedangkan untuk BUMD Migas Riau, seperti PT. BSP, PT. SPR Langgak dan BUMD-BUMD pengelola PI 10 persen (PT. Riau Petroleum Siak, PT. Riau Petroleum Kampar dan PT. Risu Petroleum Rokan dan lainnya).
Juga sudah harus melakukan kantor bersama di Jakarta dan bila perlu bangun tower berapa lantai di Jakarta dengan nama ™,Riau Petroleum Tower." Sudah saatnya kepala daerah Kedepan Khusus untuk sektor Migas mulai dari tingkat Provinsi sampai pada tingkatan kabupaten kota,sepakat untuk satu kata,tujuan untuk kesejahteraan masyarakat Bumi Lancang Kuning kedepan dengan Migasnya, walaupun berasal dari warna yang beda tapi untuk urusan migas harus sama dan seirama.
Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah gabung melebur jadi satu untuk urusan Migas masa Provinsi Riau tidak tertarik untuk melakukan ini para tokoh adat dan alim ulamanya untuk Bumi Lancang Kuning Kedepan.
Sebagaimana kita ketahui Industri Migas sudah hadir di Bumi Lancang Kuning di tahun 2024 nanti genap 100 tahun.
Sebuah usia yang sudah matang,dahulu ada perusahaan operator namanya Stanvac, Caltex/Chevron yang hadir semenjak sebelum kemerdekaan Indonesia.
Jadikan Provinsi Riau jadi pusat study dan pengembangan lapangan / R&D dan teknologi serta laboratorium terbesar dan terlengkap di Asia karena ini sangat mungkin dilakukan karena lapangan-lapangan yang ditinggal oleh Caltex/Chevron dan Stanvac terbesar, terbanyak aktivitas selama 100 tahun ini, telah banyak studi, teknologi dilakukan di lapangan tersebut tetapi tidak di dokumentasi dengan baik dan dibukukan sebagai literatur Kedepan bagi Industri Migas di Asia.
Kemudian jadikan arena tempat MTQ menjadi tempat wisata pendidikan seluruh pelajar tingkat SMP dan SMA seluruh Indonesia dan Asean dengan memajang, semua alat-alat, dokumentasi serta lainnya yang saat ini masih tersimpan di warehouse WK Rokan, jangan dijual jadi besi tua tetapi dapat digunakan sebagai tool pendidikan bagi anak-anak bangsa yang ingin mengetahui seperti apa itu industri perminyakan ,dimulai dari aktivitas di dalam batuan di bumi disebut dengan reservoir, kemudian di dalam sumur produksi di lanjut di permukaan setelah di pisahkan antara gas, minyak dan air kemudian dikirim ke Dumai untuk dikirim lagi dengan kapal tanker dibawa ke kilang-kilang baik yang berada di Indonesia maupun diluar negri untuk di jadi bahan bakar minyak yang sekarang dinikmati melalui sepeda motor, kendaraan mobil dan lainnya.
Ini adalah suatu wisata unggulan bagi Provinsi Riau Kedepan setelah mungkin Migas Riau yang sudah di produksi tidak ekonomis lagi di produksi.
Semoga tulisan ini,menarik bagi semua pengambil keputusan baik yang berasal dari Provinsi Riau dan kabupaten kota maupun kementerian dan lembaga terkait yang berada di pusat.**
Komentar Via Facebook :