Mendorong Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia LONGi Teken LOI

Mendorong Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia LONGi Teken LOI

Jakarta - Berdiri pada 2000, LONGi berkomitmen dengan misi "menghadirkan tenaga surya terbaik demi membangun dunia lestari", ikut berpartisipasi di acara KTT ASEAN Ke-43 dan KTT ASEAN-Tiongkok Ke-26 berlangsung di Jakarta.

Di kedua acara ini, ada empat usulan yang dipaparkan untuk mempererat komunitas ASEAN-Tiongkok yang memiliki masa depan bersama.

Sebagai bagian dari pembahasan tentang pembangunan berkelanjutan di KTT tersebut, LONGi memenuhi undangan dalam Indonesia Sustainable Development Forum, serta berdiskusi dengan pejabat pemerintah, lembaga multinasional, kalangan perusahaan, lembaga masyarakat sipil, dan asosiasi tentang sejumlah faktor pendorong dan peluang dekarbonisasi dan perekonomian yang berkelanjutan.

LONGi berkomitmen mengalokasikan sumber daya dalam jumlah besar dan bekerja sama dengan mitra strategis guna mewujudkan prospek dari pasar potensial tersebut.

Untuk itu, LONGi menandatangani Letter of Intent (LOI) dengan sejumlah mitra strategis, yakni PT Adaro, PT Medco, dan PT Energi Baru TBS guna memasok panel surya untuk sejumlah proyek di Indonesia.

Mengandalkan keahlian manufaktur LONGi, mitra-mitra ini akan meningkatkan kapabilitas pembangkit listrik dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

Lebih lagi, LONGi akan menjajaki pembangunan pabrik panel surya di pasar lokal, serta berpartisipasi dalam proyek tender kelistrikan EMA 4 GW di Singapura lewat konsorsium INSPIRA.

Konsorsium ini terbentuk lewat kolaborasi dengan tiga mitra strategis untuk mengekspor energi hijau ke negara-negara ASEAN.

Head, Asia Pasifik, LONGi, Frank Zhao, mengungkapkan kebanggaannya atas kemitraan yang terjalin dengan PT Adaro, PT Medco, dan PT Energi Baru TBS, dengan memaparkan sikap saling percaya antara perusahaan-perusahaan terkait.

“Target bersama sejumlah perusahaan yang berkolaborasi ini adalah mendukung transisi energi Indonesia. Lebih lagi, LONGi akan terus menyediakan panel surya fotovoltaik yang terjangkau, berefisiensi tinggi, dan reliabel,” kata Frank Zhao.

Dia menekankan kekhawatiran global tentang isu iklim dan biaya energi terbarukan yang kian terjangkau sebagai faktor pendorong transisi energi. LONGi sangat optimis, fotovoltaik akan berperan besar dalam strategi "dual carbon".

Dalam sesi diskusi tingkat tinggi di forum tersebut, Frank berbagi perspektif tentang transformasi energi.

Lewat inovasi teknologi dan efisiensi biaya, LONGi berkomitmen menghadirkan tenaga surya yang mudah diakses setiap orang.

Meski batu bara dan minyak bumi masih mendominasi lebih dari 70 persen suplai energi di dalam negeri, pemerintah Indonesia mengakui potensi transformatif dari pembangkit listrik fotovoltaik bertenaga surya, serta berencana menambah 66 GW kapasitas tenaga surya pada 2030.**


Redaksi

Komentar Via Facebook :