Demonstrasi Mahasiswa
Ahmad Syah Janjikan Beasiswa Turun Tahun Ini

Line Pekanbaru - Asisten I Setdaprov Riau, Ahmad Syah Harrofie, menjanjikan Pemprov Riau akan memberi beasiswa bagi mahasiswa di tahun 2017 ini. Sistem penyalurannya berkerja sama dengan perguruan tinggi.
"Tahun 2017 sudah dimasukkan (APBD). Yang belum terakomodir akan diverifikasi dan dianggarkan di APBD Perubahan 2017, sesuai dengan data yang lengkap," jelas Ahamd Syah di hadapan puluhan mahasiswa yang berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Rabu (24/5) sore.
Baca Juga : Program Strategis Nasional Terganjal RTRW Riau
Ahmad juga menceritakan kronologis dicoretnya anggaran beasiswa di APBD Riau 2016 sebesar Rp5,7 miliar. "Awalnya kita menyiapkan anggaran beasiswa bagi mahasiswa. Namun setelah hearing dengan DPRD, ternyata anggarannya tidak mencukupi," ujar Ahmad.
"Anggaran yang ada hanya Rp7 miliar, sedangkan yang dibutuhkan Rp16 miliar. Akhirnya dibatalkan. Namun untuk tahun 2015 telah diserahkan melalui APBD murni tahun 2016," jelas mantan Penjabat Bupati Bengkalis ini.
Baca Juga : Pria Pengangguran Ini Nekad Bawa Ganja 38 Kg
Dalam aksinya mahasiswa yang tergabung dalam Forum Paguyuban Mahasiswa se-Riau menuntut Pemprov Riau untuk membayar beasiswa bagi mahasiswa Riau tahun 2016 yang mencapai Rp5,74 miliar. "Kami minta apa yang menjadi tuntutan kami ini dipenuhi. Jika tidak maka kami akan melakukan aksi demo yang lebih besar lagi," tantang Zulkarnaini, koordinator aksi.
BACA: Aparat dan Mahasiswa Terlibat Baku Pukul
Baca Juga : Aparat dan Mahasiswa Terlibat Baku Pukul
Aksi itu sembelumnya diwarnai peristiwa baku pukul antara mahasiswa dengan petugas keamanan di kantor Gubernur Riau. Peristiwa itu diawali dari penghadangan mobil berplat merah. Mahasiswa kesal karena sudah lebih satu jam tidak dijumpai pejabat di Pemprov Riau.
Aparat mencopa menghentikan penghadangan itu karena membuat arus lalu lintas di persimpangan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Gajah Mada macet total. Tetapi mahasiswa tetap ngotot. Akhirnya terjadi aksi salong dorong antara mahasiswa dengan aparat.
Baca Juga : Guru Honor Komite Diusulkan Ditanggung Pemprov
Lalu, aparat menarik salah satu mahasiswa yang diduga sebagai provokator. Kemarahan mahasiswa pun memuncak dan mulai memukul aparat. Lantas, baku pukul antara mahasiswa dan aparat terjadi di tengah jalan.
Aksi baku pukul ini mereda setelah kedua belah pihak ditenangkan pimpinannya. Pengunjuk rasa dan aparat kemanan yang umumnya dari personel Satpol PP dipisahkan.
Selanjutnya, aparat berniat membubarkan aksi unjuk rasa itu karena dianggap anarkis dan telah mengganggu arus lalu lintas. Upaya pembubaran ini pun nyaris menimbulkan bentrokan susulan.
Setelah bernegosiasi, aparat memberi kesempatan mahasiswa melanjutkan aksinya sepanjang tidak anarkis. **
Komentar Via Facebook :