Bom Terminal Kampung Melayu
'Anak Saya Diteriakin Polisi Agar Bangun dan Berlari'

Line Jakarta - Seorang ibu bernama Amelia mendatangi rumah sakit Primer Jatinegara, Kamis (25/5) dini hari. Dia membawa anak perempuannya yang menjadi korban selamat bom Terminal Kampung Melayu, Rabu (24/5) malam.
"Anak saya namanya Jihan. Umurnya 19 tahun. Dia mahasiswa, Alhamdullilah selamat," kata Amelia seperti dilansir kompas.com.
Baca Juga : Polri Sudah Waspadai Serangan Global Teroris
Amelia bercerita, sekitar pukul 21.00 WIB perjalanannya dari stasiun Klender tiba-tiba terhenti karena ada keramaian masa di terminal Kampung Melayu. "Kata ibu-ibu di situ ada bom," katanya.
"Saya jadi ingat anak saya lagi di sana (Kampung Melayu). Saya langsung histeris di sana, saya bayangkan anak saya kenapa-napa," tambahnya.
Beruntung ketakutan Amelia tidak terbukti. Jihan pulang di antar seorang pria yang baik hati ke rumahnya di Jalan Lenggang Pemuda. "Tangannya kirinya melepuh," ucap Amelia.
"Anak saya masih sadar, hanya nangis nanyain Pipit temannya. Dia tadi memang pulang sama Pipit, tapi sampai sekarang belum ada kabar," lanjutnya.
Baca Juga : Korban Bertambah Menjadi 11 Orang
Kemudian, lanjut Amelia, Jihan dibawa ke RS Premier Jatinegara untuk dirawat.
Di rumah sakit, Jihan menceritakan jika dia selamat karena mengikuti anjuran polisi. Polisi itu meneriakinya agar segera bangun dan lari menjauh dari lokasi sesaat setelah bom pertama meledak.
Baca Juga : Ini Nama Korban Bom Kampung Melayu
"Saat bom pertama meledak, tangan anak saya terkena serpihannya. Lalu, dia tiarap. Tapi ada polisi berteriak kepadanya dan menyuruh dia bangun dan berlari menjauhi lokasi ledakan," kata Amelia.
"Benar saja, tak lama kemudian terdengar lagi suara ledakan bom kedua. Alhamdullilah anak saya sudah berlari jauh sehingga selamat," tukas Amelia bersyukur. *
Komentar Via Facebook :