Kapolda Riau Tinjau Warga Terdampak Banjir di Rumbai, Ada Pendampingan Trauma Healing

Pekanbaru - Empat kelurahan di Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau direndam banjir. Total 17.000 jiwa yang terdiri dari 3.000 kepala keluarga (KK) telah mengungsi.
Salah satu titik paling parah di Kelurahan Meranti Pandak. Total lebih dari 4.000 di kelurahan ini telah mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kedalam air di rumah warga mencapai dua meter lebih.
Di lokasi ini, sebagian besar warga twlah dievakuasi. Namun, ada sebagian warga yang memilih bertahan di rumah mereka. Untuk melihat kondisi warga, Kapolda Riau turun langsung ke lokasi banjir.
Di lokasi, ditemukan beberapa warga yang masih bertahan di rumah mereka masing-masing. Warga yang bertahan diberikan pengarahan dan bantuan paket sembako.
"Mayoritas teman-teman kita yang terdmapak banjir telah mengungsi dari rumah mereka untuk n mendapat perlindungan dan pelayanan yang lebih layak. Untuknktu kepolisian berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Pekanbaru dan seluruh stakeholder melakukan upaya-upaya pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat. Kita pastikan warga tidak ada yang terancam nyawanya, itu yang utama," jelas Irjen M Iqbal, Jumat (7/3/2025).
Lanjut Irjen M Iqbal, untuk membantu para korban bajir, pihaknya telah mendirikan tenda-tenda penampungan pengungsi, dapur umum dan posko kesehatan. Polda Riau juga telah menyerahkan bantuan paket sembako secara langsung kepada warga yang terdampak.
"Kita juga akan tambah pos pengungsian, intinya Polda hadir untuk membantu masyarkat sepenuhnya dan membackup pemerintah kota untuk melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat sepenuhnya," tandasnya.
Selain kunjungan Kapolda, di sekitar lokasi banjir Kabagpsi RO SDM Polda Riau melaksanakan pendampingan psikologi trauma healing kepada korban terdampak.
Kegiatan terdiri dari pemberian dukungan dan pendampingan psikologis serta support motivasi kepada korban banjir. Pelaksanaan games dan ice breaking kepada anak-anak dan pemberian sarana kontak berupa makanan ringan kepada anak-anak.
Salah satu korban banjir, Nurhikmah Pakpahan mengatakan, dia bersama kedua anaknya telah mengungsi ke tenda posko siaga banjir sejak kemarin. Hal ini karena kondisi air di rumahnya semakin tinggi.
"Semenjak banjir, anak kami demam dan gatal-gatal alergi. Tapi untunglah ada posko kesehatan disini dan anak kami sudah diberi obat. Selama di tenda pengungsian kami diberikan makanan saat berbuka dan sahur, anak-anak pun ada di beri makanan," tutur Nurhikmah.
Kata dia, di tenda pengungsian swlain membutuhkan makanan dan obat-obatan, warga juga membutuhkan kipas angin. Karena banyaknya warga yang berada dalam satu twnda membuat sirkulasi udara menjadi kurang baik. "Kita butuh kipas di setiap tenda, soalnya tenda ini sudah panas," harapnya.(***)
Komentar Via Facebook :