Berita Budaya - Ritual Bakar Tongkang "Tahun Ini Rezki Datang dari Laut"

Berita Budaya - Ritual Bakar Tongkang "Tahun Ini Rezki Datang dari Laut"

Line Bagansiapiapi - Ritual Bakar Tongkang 2017 mencapai puncaknya pada Minggu (11/6) sore tadi. Tiang kapal tongkang yang dibakar jatuh mengarah ke laut. Ini maknanya rezeki akan datang jauh lebih banyak dari laut dari pada dari darat. 

"Jika jatuh ke laut maka diyakini pencarian rejeki cenderung banyak didapat dari laut. Jika tiang kapal jatuh ke arah darat maka diyakini pula rejeki lebih banyak didapatkan di darat," kata Harianto, wisatawan asal Jakarta yang setiap tahun mengikuti ritual etnis Tionghoa di Bagansiapiapi itu. 

Meski demikian Harianto yang pekerjaannya tidak berhubungan dengan laut, tetap mengajak keluarganya berdoa dan bersujud syukur atas rezeki yang dilimpahkah Tuhan pada keluarganya. 

Ritual ini dihadiri puluhan ribu turis dari dalam dan luar negeri. Sebagaian besar dari mereka adalah para perantau yang keluarganya berasal dari Bagansiapiapi. Mereka datang dari berbagai kota besar di Indonesia, seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Batam, dan Tanjungpinang. Bahkan, ada juga dari Kanada, Amerika Serikat, Singapura, dan Malaysia. 

Pada perayaan kali tahun ini, Ketua DPR RI, Setya Novanto, datang menyaksikannya. Dia datang bersama Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pemasaran Pariwista Nusantara Kementerian Pariwisata. Tampak juga hadir Gubernur Riau,  Arsyadjuliandi Rachman. 

Ritual ini sudah dilakukan warga etnis Tionghoa di Bagansiapiapi sejak tahun 1883 silam. Awalnya, ritual ini dilakukan untuk melupakan tanah leluhur mereka di daratan Tiongkok dan berjanji setia pada tanah perantauan mereka di Bagansiapiapi. 

Para turis itu sudah mulai berdatangan sejak tiga hari silam. Mereka mengawali ritual dengan bersembahyang di kelenteng In Hok Kiong di pusat kota Bagansiapiapi. Akibatnya, kelenteng yang dibangun di akhir abad ke-18 itu terus ramai dipadati peziarah. 

Pedagang ramai di depan kelenteng itu. Mereka menjajakan peralatan sembahyang bagi para peziarah. Tukang ojek dan becak motor ikut meramaikan suasana. Mereka menawarkan jasa bagi para peziarah dengan bahasa Hokkian.

Tak jauh dari rumah ibadah itu, sebuah panggung besar didirikan di lapangan. Ribuan turis berkumpul menikmati hiburan yang diisi artis-artis Mandarin dari dalam maupun luar negeri. Hiburan itu berlangsung hingga malam hari.

Kehadiran para peziarah dan turis itu menjadi berkah bagi warga Bagansiapiapi. Semu hotel terisi penuh. Ditambah lagi perantau yang pulang dan menginap di rumah sanak saudaranya. "Pusat perdagangan jadi ramai oleh pengunjung," katanya.

Kacang Pukul menjadi incaran turis. Makanan dari kacang tanah ini merupakan buah tangan khas dari Bagansiapiapi. Walau begitu, para pedagang tidak menaikkan harganya. "Harganya masih sama dengan hari biasa. Para pedagang mengaku ingin memberikan kesan yang manis bagi pengunjung agar tahun depan mereka datang lagi," tutur Azima.

Kepala Dinas Pariwisata Riau, Fahmizal Usman, para turis yang datang menyaksikan ritual Bakar Tongkang umumnya etnis Tionghoa. Selain dari kota-kota besar di Indonesia, para turis itu juga datang dari Malaysia, Singapura, Kanada dan Amerika Serikat.  

Pada ritual Bakar Tongkang tahun lalu, terang Usman, 45 ribu turis membanjiri Bagansiapiapi. Terdiri dari 15 ribu turis manca negara, dan 32 ribu dari dalam negeri. "Tahun ini kita prediksi akan melonjak tiga kali lipat, sekitar 120 ribuan," tukasnya.

Selain menyaksikan ritual Bakar Tongkang, para turis itu juga mengunjungi tempat-tempat wisata bersejarah di Bagansiapiapi, seperti: Pelabuhan Tua Belanda, Tugu Perjanjian, Rumah Kapitan, Water Leeding Tower, Gereja Tua, kantor BRI lama yang didirikan tahun 1917. **


Redaksi

Komentar Via Facebook :