Jelang Mudik, 25 Persen Bus Tak Laik Jalan

Line Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI telah pengecekan terhadap 75 persen dari seluruh bus yang akan dioperasikan melayani arus mudik lebaran 2017 ini. Sekitar 25 di antaranya dinyatakan tidak laik jalan dan tidak akan dipasang stiker tanda laik jalan dan tidak diizinkan beroperasi.
"Ini menyangkut keselamatan penumpang. Baru 75 persen yang kami periksa, 25 persennya tidak laik jalan," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Pudji Hartanto, di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Minggu (11/6).
Baca Juga : Pemudik Mulai Padati SSK II Sejak H-7
Pudji menuturkan, pengecekan meliputi rem, speedometer, kaca bus, hingga kondisi ban. Dari hasil pengecekan selama ini, kata dia, kebanyakan operator bus bermasalah dengan rem tangan. "Rem tangan itu banyak yang cuma jadi variasi. Ngeblong. Kemudian speedometer untuk ngukur kecepatan kadang juga tidak berfungsi," katanya.
Pengecekan, lanjut Pudji, terus dilakukan secara acak pada bus-bus angkutan mudik hingga H-10 lebaran. Jika operator bus belum melakukan ramp check, maka pemeriksaan dapat dilakukan melalui buku kir. "Kalau selama enam bulan masih baik berarti masih berfungsi," tuturnya.
Baca Juga : 5,5 Juta Warga akan Mudik Naik Pesawat
Ia mengimbau pemudik memperhatikan bus yang belum ditempel stiker. Jika tidak, mereka akan diturunkan di tengah jalan oleh petugas dan bus disuruh balik ke poolnya. "Kami beri kesempatan satu minggu untuk operator bus melakukan ramp check ulang. Kami tegas beri sanksi jika tidak ada stiker tidak boleh jalan," ucapnya.
Sedangkan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyebut bus tidak laik jalan ditengarai menjadi salah satu faktor turunnya pemudik menggunakan moda transportasi bus. Dari data Kemenhub, jumlah penumpang bus pada arus mudik tahun 2017 hanya 4,32 juta orang. Jumlah ini turun 2,11 persen dari tahun 2016 yang mencapai 4,42 juta orang.
Baca Juga : Dinas PUPR Riau Kebut Perbaikan Jalur Mudik
Budi mengatakan, turunnya jumlah penumpang bus terjadi karena kalah saing dengan armada lain seperti kendaraan pribadi, kereta api, maupun pesawat. "Industri bus yang terus menurun ini akhirnya berpengaruh pada ketidaktaatan mereka untuk melakukan ramp check," tutur Budi.***
Komentar Via Facebook :