Belanja Negara 2018 Dipatok Sampai Rp2.349 Triliun

Line Jakarta - Anggaran belanja dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 diprediksi Rp2.204 triliun sampai Rp2.349 triliun. Jumlah ini dapat menopang target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,4 persen sampai 6,1 persen.
"Kami perkirakan belanja negara dalam APBN 2018 sebesar Rp2.204 triliun sampai Rp2.349 triliun," ujar Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR di Jakarta, Senin (12/6).
Secara hitungan, kata Mulyani, belanja negara meningkat sekitar Rp123,5 triliun sampai Rp268,5 triliun atau 5,9 persen sampai 12,9 persen, dari belanja di APBN 2017 sebesar Rp2.080,5 triliun.
Dalam RAPBN 2018 tersebut, belanja pemerintah pusat sekitar 9,1 persen sampai 10,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) 2018. Untuk belanja pemerintah, belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebanyak 5,2 persen sampai 6,2 persen dari PDB atau relatif sama dengan persentase di APBN 2017 dan belanja non K/L sebesar 3,9 persen sampai 4,3 persen dari PDB.
Baca Juga : 497 Ribu Ha Itu Lahan Masyarakat Mana?
Lalu, transfer ke daerah sekitar 5,6 persen sampai 5,8 persen dari PDB. "Sehingga, belanja total negara sekitar 15,1 persen sampai 16 persen (dari PDB)," imbuh Sri Mulyani.
Sedangkan di sisi penerimaan negara, Mulyani belum memberikan proyeksi. Namun, penerimaan negara diupayakan meningkat dan mampu mengimbangi besarnya belanja negara, sehingga defisit anggaran bisa ditekan.
Baca Juga : Usulan Pemutihan 497 ribu Ha Hasil Kesepakatan
Menurutnya, penerimaan pajak akan digenjot di mana tingkat kepatuhan membayar pajak (tax ratio) ditargetkan meningkat 11 persen sampai 12 persen, dari tax ratio saat ini sebesar 10,36 persen.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ditargetkan mampu tumbuh 1,8 persen sampai 2,0 persen dan penerimaan hibah sebesar 0,05 persen sampai 0,7 persen. "Jadi, seluruh pendapatan negara dari pajak dan PNBP sebesar 12,9 persen sampai 14,1 persen dari PDB," kata mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.
Baca Juga : Pansus Tantang KLHK Uji Fakta Lapangan
Pada tahun ini, penerimaan negara dari perpajakan ditargetkan Rp1.498,9 triliun dan PNBP sebesar Rp250 triliun. Dengan begitu, defisit anggaran bisa ditekan lebih rendah dibandingkan proyeksi defisit APBN 2017 sebesar 2,41 persen.
Tak hanya itu, Mulyani juga menargetkan defisit bisa lebih rendah dari defisit di 2016 sebesar 2,35 persen. "Maka, kami perkirakan defisit sekitar 1,9 persen sampai 2,3 persen dari PDB dan keseimbangan primernya minus 0,4 persen sampai 0,6 persen," jabar Sri Mulyani. **
Komentar Via Facebook :