Isu Reshuffle Bisa Bikin Panik Pasar

Isu Reshuffle Bisa Bikin Panik Pasar

Line Jakarta - Isu perombakan atau reshuffle kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kembali berembus dianggap bisa membuat pasar panik. Analis PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, menilai reshuffle kabinet tidak perlu dilakukan.

"Bolak-balik diganti malah nanti tidak fokus kerjanya," ujarnya, Kamis (13/7). Belum lagi masa bakti pemerintah tinggal dua tahun.

Dari sisi kinerja para menteri, Reza menyatakan tidak ada perubahan signifikan. Namun, dia mencatat perbaikan pengaturan makro di tangan Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution. Katanya, ekonomi Indonesia kini lebih baik dibanding sebelumnya yang tampak rentan.

Reza mengatakan, reshuffle kabinet Jokowi juga bisa membuat panik pasar. "Walau saat ini masih part of sentiments karena sentimen masih didominasi global," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio menyatakan dukungannya terhadap rencana kerja pemerintah. Dia mengatakan, BEI berhubungan langsung dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lembaga tersebut yang nantinya akan berhubungan langsung dengan para menteri. "Buat kami sih semestinya siapa pun bisa jalan," katanya.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Akhmad Akbar Susamto mengatakan, para menteri ekonomi dalam kabinet Presiden Jokowi tidak memiliki satu visi yang kuat. Menurut Akhmad, tim ekonomi Jokowi hanya kumpulan beberapa orang yang bekerja sesuai dengan jabatannya dan belum menjadi satu tim.

"Timnya pun gonta-ganti orang dan kebijakan yang diambil sering untuk jangka pendek. Kan ekonomi sedang lesu. Salah satu penyebabnya karena daya beli masyarakat rendah. Di saat seperti ini, pemerintah seharusnya bukan malah memajaki," katanya.

Akhmad mengakui pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terutama untuk membangun infrastruktur. Namun, guna mengatasi kebuntuan itu, Akhmad menilai tim ekonomi Jokowi tidak satu irama. "Tapi apa kalau diganti menterinya akan berubah? Saya tidak terlalu yakin berubah," ujarnya.

Hal yang diperlukan tim ekonomi Jokowi, menurut Akhmad, adalah strong leadership. "Bisa di level menteri koordinator atau bahkan presiden," tuturnya. Tapi yang pasti, kata dia, harus terdapat seseorang yang bisa memberikan arahan yang jelas. "Saya tidak melihat itu di tim ekonomi kita," tuturnya.

Akhmad menilai kinerja kabinet tidak semata-mata hanya tergantung pada satu atau dua orang menteri. "Yang kerap terjadi adalah kabinet dikocok ulang dan diganti menterinya, tapi kinerja tidak berubah banyak. Banyak kementerian yang begitu," katanya.

Menurut Akhmad, kinerja kabinet tidak akan banyak berubah meskipun dilakukan reshuffle karena iklim kerja kabinet yang akhirnya mempengaruhi kinerja keseluruhan. "Itu terkait dengan strong leadership tadi. Selain itu, waktu yang ada terlalu singkat bagi menteri sebagus apa pun membuat perubahan-perubahan," ujarnya. **

 


Komentar Via Facebook :