DBH Migas Bukan Lagi Andalan

DBH Migas Bukan Lagi Andalan

Line Bengkalis - Seluruh kabupaten/kota di Provinsi Riau diingatkan jangan mengandalkan pendapatan dari Dana Bagi Hasil (DBH) minyak dan gas atau migas lagi. Pasalnya, harga minyak dunia cenderung turun dan produksi minyak di Riau pun semakin berkurang.

"Tetapi dua tahun terakhir, perekonomian Riau terganggu akibat turunnya harga minyak dunia. Kita harus mencari alternatif lain sesuai potensi yang ada," kata Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, ketika membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Bengkalis, di Bengkalis, Senin (06/03/17).

Dampak penurunan DBH itu paling parah dialami Kabupaten dalam dua tahun terakhir. Roda perekonomian melambat, tingkat kemiskinan naik menjadi 7,05 persen dan tingkat pengangguran terbuka menjadi 9,19 persen di tahun 2016. "Kalau tidak segera kita cari solusi mengatasi ini, saya tidak tahu kayak apa perekonomian kita nanti," lanjut Arsyadjuliandi.

Salah satu solusinya, katanya, adalah sektor pariwisata. "Bengkalis punya potensi di sektor pariwisata, misalnya wisata Pantai Rupat dan lainnya," katanya.

Lalu, dia juga meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis mulai mengeksplorasi potensi di sektor perikanan dan kelautan yang belum teragarap. Padahal, panjang garis pantai Riau mencapai 2.078, 15 Kilometer (Km) atau dua kali lipat dari Pulau Jawa.

"Itu sebabnya saya datang ke Bengkalis agar program yang akan disusun bisa disinergikan dengan program di provinsi, sehingga nanti hasilnya bisa maksimal," terangnya.

Arsyadjuliandi juga mengajak Pemkab Bengkalis bersama terus merebut anggaran dari pusat. Katanya, Riau bukan lagi daerah kaya. "Mari kita cari peluang anggaran di pusat untuk dialokasikan ke daerah kita," ajaknya. **


Komentar Via Facebook :