Dewi Putus Sekolah Demi Merawat Ibu Menderita Stroke

Dewi Putus Sekolah Demi Merawat Ibu Menderita Stroke

Line Grobogan - Beginilah simiskin memperjuangkan hidupnya, tinggal digubuk reot kala hujan bocor, misalnya apa yang dilakukan oleh gadis bernama Serli Artia Dewi (12 Th) asal Desa Karanggeneng, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ini sungguh menyentuh hati, dia rela putus sekolah demi keluarganya..

Saat kenyataan hidup perlahan telah membungkus impian pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdlatul Thulab Manggarmas, Godong ini rela mengorbankan pendidikannya demi merawat sang ibunda tercinta karena menderita stroke.

Keluarga kecil itu tinggal di rumah berkonstruksi papan kayu seluas 5 meter x 7 meter. Sebagian beralaskan papan kayu dan sebagian lagi beralaskan tanah. Hanya ada satu ranjang, itu pun tanpa dinding penyekat.

Untuk kebutuhan akan air bersih mereka menimba air sumur tetangga. Bahkan listrik pun harus menyalur ke tetangga.

Pagi itu, Serli terlihat begitu berhati-hati membantu ibundanya beranjak dari atas ranjang, Sabtu (28/10/17). Serli bermaksud hendak menyuapi ibunya yang terbaring lemas.

Ibu Serli, Siti Arwah (32) lumpuh sekujur tubuhnya selama enam bulan terakhir. Kondisi kesehatannya pun tak kunjung stabil karena minimnya biaya untuk pengobatan.

Fuad Arifin (34), ayah Sherli, bercerita, awalnya dia bekerja di Jakarta sebagai kuli bangunan. Namun, karena kondisi kesehatan istrinya yang kian memburuk, Fuad Arifin meninggalkan pekerjaannya dan pulang ke rumah.

"Saya juga bingung mas. Kalau tidak bekerja, nanti kami makan apa. Kalau bekerja, tidak ada yang merawat istri saya yang sakit-sakitan dan menjaga anak saya yang paling kecil," tutur Fuad saat ditemui.

Rumah orangtua Serli Artia Dewi (12) di Desa Karanggeneng, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Hingga suatu ketika Serli mengutarakan niat untuk berhenti sekolah. Serli ikhlas jika cita-cita dan harapannya harus tersendat asalkan kehidupan keluarganya bisa terus berlanjut.

"Serli terus merengek minta berhenti dan menyuruh saya bekerja. Jujur saya sedih dan tak tega. Tapi bagaimana lagi, kami juga sudah tak ada saudara. Semoga Allah segera mengangkat penyakit istri saya. Kini saya kerja jadi buruh tani di Demak. Rp 50.000 sehari bayarannya. Berangkat pagi dan pulang sore," ungkap Fuad seperti dilansir kompas.**

 

loading...


Komentar Via Facebook :