Beli Lahan TNTN Untuk Kebun Sawit Ibarat Main Judi

Beli Lahan TNTN Untuk Kebun Sawit Ibarat Main Judi

Line Pekanbaru - Luas Lahan hutan alam di kawasan Tesso Nilo, Riau, semakin hari semakin menyusut akibat ulah perambahan ilegal, Agustus 2016 laan ini terdata tinggal tersisa 23 ribu hektare saja, para perambah diwancara mengibaratkan beli lahan ini seumpama main judi.

Pada 2014 pemerintah menetapkan luas lahan taman nasional harus 81.791 hektare. namun perambahan ilegal yang dilakukan secara masif oleh masyarakat itu mebuat lahan ini semakin mengurus, ada yang berpendapat kalau ada pimpinan di Negara ini mengatasi penyelesaian sama dengan telah berhasil meyelamatkan Indonesia.

Pantauan udara dan hasil pendataan ada sekitar 4.000 keluarga menduduki hutan negara tersebut secara ilegal. Dari lahan tersisa 23 ribu hektare itu ada 20 ribu hektare di antaranya sudah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit. Sisanya berupa semak belukar yang ditumbuhi pohon-pohon kecil.

"Kami beli lahan pada Bathin dan oknum Kades maupun RT/RW menganggap kami sedang main judi, kalau ditertibkan negara kami kalah, kalau tidak kami mendapatkan hasilnya tiap bulan," Jelas petani yang datang dari Medan, Maruli Jabat, Senin (27/11/1).

Dikatakan Maruli kalaupun saat ini pemerintah harus melarang dan mengembalikan lahan sawitnya menjadi hutan kembali dia tidak keberatan karena sudah 6 tahun lebih dia menikmasti hasilnya, "Artinya tinggal untung, Jelasnya.

Namun ada beberpa piak yang ternyata cukong besar di negara ini termasuk cukong negara lain yang ikut merambah hutan ini tidak tersentuh sampai saat ini, biasanya para cukong ini memakai nama warga atau berdalih kelmpok tani.

"Misalnya terpidana yang merekayasa kasus Gayus Tambunan yaitu Cirus Sinaga, Cukong India, bahkan perushaan terkenal seperti Lorena dan keluarganya, juga ada, jadi kami tak perlu takut kalau sebelum para orang hebat ini ditindak negara," jelasnya.

Selain kebun warga dikabarkan banyak cukong yang meliki lahan hingga Ribuan Hektare dilokasi lahan TNTN, bahkan saat ini warga heboh dengan PT. Arara Abadi karena lahan perlindungan Gajah ini tidak ada untuk digarap lagi.

Diharapkan Maruli yang memimpin TNTN adalah orang yang tegas dan ingin menyelamatkan hutan ini, agar keseimbangan lngkungan terjaga, begitupun himbauan untuk Jokowi dan Kementrian Kehutanan Siti Nurbaya agar menyelesaikan TNTN secepatnya.

"Kalau Presiden dan menteri mau menyelesaikan, pertama jalan masuk ditutup termasuk semua akses masuk dan tutup pabrik sawit sekitar lahan tersebut, atau setidaknya ancam penampung buah sawit lahan TNTN itu," Tukasnya.**


Komentar Via Facebook :