Demo di Kejari Tobasa Dibubarkan "Orang Suruhan" Koruptor

Okeline Tobasa - Massa dari Forum Pemuda Toba saat berunjuk rasa di depan kantor Kejaksaan Negeri Toba Samosir, Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Jumat (9/3/18) siang.
Namun tidak berapa lama, sekelompok orang tak dikenal membubarkan paksa aksi damai penyampaian tuntutan penuntasan penanganan kasus dugaan korupsi tersebut, ini diduga orang suruhan para pencoleng keadilan.
Pimpinan aksi Sahat Gurning dalam orasinya, menuntut penuntasan kasus dugaan korupsi, dan menyebut bahwa belasan massa Forum Pemuda Toba yang menggelar aksi ini sebagai refleksi 19 tahun usia Toba Samosir, yang berulang tahun tepat pada 9 Maret.
Aksi damai yang dikawal puluhan personil Polri ini awalnya berjalan lancar dan damai dengan membawa spanduk, poster berisi tuntutan mereka unntuk penuntasan kasus dugaan korupsi yang ditangani oleh Kejaksaan Negeri Tobasa, yang hingga saat ini, dinilai tidak ada penuntasannya.
Baca Juga : Sihar Sitorus Dilepas Dengan Tradisi Upa-upa
"Termasuk kasus dugaan korupsi Perjalanan Dinas PKK ke Lombok, dan kasus dugaan korupsi pengadaan Bibit Durian di Dinas Pertanian Toba Samosir," soraknya dihadapan massa.
"Ganyang Koruptor dari Tobasa, Tuntaskan Kasus PKK, Copot Kajari Tobasa" pekik pendemo.
Setelah menyampaikan orasinya, saat prosesi itulah sekelompok orang lalu mendekat ke barisan massa, mereka lalu menghalangi aksi melakukan prosesi tiup lilin.
Mereka bahkan membubarkan secara paksa massa. Mereka mengaku tidak layak melakukan perayaan ulang tahun dengan cara peniupan lilin tersebut.
"Jangan ada acara perayaan ulang tahun di sini, tadi sudah kami izinkan orasi, sekarang mau tiup lilin. Bubar....! Bubar!! Balige ini kampung saya," ujar salah seorang pria berbadan kurus.
Massa yang tidak mau terpancing akhirnya memilih membubarkan diri dengan damai, untuk menjaga kericuhan yang terus dipancing oleh sekelompok orang yang mengaku masyarakat setempat.
Upaya pembubaran ini dinilai sangat janggal, karena yang dituntut para massa adalah penuntasan kasus korupsi, apalagi penolakan tersebut datang dari eleman masyarakat.
Meski mendapat tekanan dari sekelompok orang, namun Sahat mengaku jika aksi penolakan korupsi tersebut masih akan terus berlanjut.
"Upaya penghentian kampanye anti korupsi ini sebelumnya sudah terjadi kepada salah seorang Presidium Forum Pemuda Toba, Rudi Napitupulu, dirinya dipukuli oleh seorang preman di rumahnya sehari sebelum aksi damai itu digelar," Jelasnya..
Bahkan tragisnya penganiayaan itu disaksikan langsung oleh anak istrinya. Meski banyak intervensi dan upaya-upaya memecah belah mereka bertekat terus maju menyuarakan anti korupsi di Toba Samosir.
"Kami tidak ingin uang rakyat digerogoti oleh para koruptor di Tobasa," tukasnya.**
Komentar Via Facebook :