TKI Asal Bungo Meninggal Dunia Di Malaysia Berstatus TKI Ilegal.

Line Jambi - Kabar duka cita menyelimuti keluarga dari Almh Asna binti Abdul Kasim merupakan TKW berasal dari Simpang TUA Kecamatan Jujuhan Bungo bekerja di Malaysia meninggal dunia.
Asna menghembuskan nafas terakhirnya, Senin (19/3) malam, setelah tiga minggu mengalami koma usai menjalani operasi pengangkatan darah beku di otaknya, di Hospital Selangor, Malaysia.
Baca Juga : IWO Sarolangun Jambi Dinahkodai Husnul Aqili
Kabar meninggalnya Asna, mengingat Asna yang merupakan seorang janda mempunyai dua orang anak tersebut merupakan tulang punggung keluarga, setelah suaminya meninggal dunia.
Dikatakan Dedi Ardiansyah, Kabid ketenagakerjaan dan HI Provinsi Jambi, bahwa Asna ini merupakan tenaga kerja wanita yang berasal dari Kabupaten Bungo, dan bekerja di Malaysia sebagai TKW.
"kemudian pemerintah daerah Provinsi Jambi telah mendapatkan informasi bahwa Asna sedang dalam perawatan di rumah sakit Malaysia dalam keadaan koma, "terangnya.
Bagi pihak KBRI di Malaysia langsung mendapatkan informasi tersebut, mencegah dan meminta penjelasan apa penyebab akan sakit dari Asna tersebut pada pihak rumah sakit,"jelasnya.
Dan didapatkanlah penjelasan bahwa Asna ini mengalami perdarahan darah beku pada otak akibat benda tumpul.
Kemudian pihak KBRI secara terinci meminta akan data dari Asna tersebut statusnya sebagai tenaga kerja wanita resmi atau ilegal bekerja di perusahaan dimana bekerja.
"timbullah permasalahan bahwa Asna ini statusnya sebagai TKW bekerja di Malaysia adalah ilegal, dan perusahaan dimana dia bekerja juga ilegal, "tegasnya.
Bagi pemerintah Indonesia dimana KBRI sudah memfasilitasi akan kepulangan jenasah dari Asna di Malaysia ke Indonesia hingga sampai ke daerah asal di Bungo tepatnya.
Ditambahkan oleh emmy yanti, anak kandung dari Asna via telepon, memang benar bahwa orang tuanya telah meninggal dunia di negara Malaysia tepatnya selangor.
Meninggal dunia diakibatkan oleh adanya pendarahan darah beku di otaknya.
"benar, bahwa ibu mengalami perdarahan darah beku akibat dipukul orang lagi sedang bekerja menyadap karet diperusahaan ibu bekerja, "terangnya.
Dari situlah ibu sering mengalami sakit, dan akhirnya dibawa kerumah sakit terus mengalami koma.
Ternyata ibu bekerja diperusahaannya baru diketahui 3(tiga) bulan Berstatus ilegal, sehingga pegawainya diperiksa oleh polisi Malaysia, termasuk ibu.
"Kami sekeluarga yang ditinggalkan merasa kecewa terhadap perasaan pemerintah daerah, maupun pemerintah Indonesia dalam hal kepulangan jenasah ibu, paling banyak membantu dari pemerintah Malaysia, "jelasnya.
Untuk ambulans dari keluarga telah menyediakan, sedangkan dari Pemkab tidak ada, dan baru dapat info Zumi Zola telah menyiapkan mobil ambulans secara gratis. (Red/ik)
Komentar Via Facebook :