Diduga Akses Dana Yayasan Belantara:
Beredar Rumor 6 Elemen Jikalahari Diusulkan untuk Dikeluarkan

Okeline, Pekanbaru - Beredar rumor 6 elemen atau anggota lembaga dari Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) diusulkan untuk dikeluarkan atau dicoret dari keanggotaan. Pasalnya, keenam LSM ini diduga telah menerima atau mengakses dana dari Yayasan Belantara.
Yayasan Belantara dianggap sebagai organisasi yang "kelahiran"-nya di-"bidani" Asia Pulp & Paper (APP)/Sinarmas Group.
Baca Juga : Aplikasi Kwai Go Nomor Satu di Indonesia.
Satu dari 6 lembaga/elemen yang direkomendasikan untuk dikeluarkan dari Jikalahari itu yakni Yayasan Kabut Riau. Ketua Yayasan Kabut Riau, Teddy Hardiansyah mengakui lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang dia pimpin telah direkomendasi untuk dikeluarkan dari keanggotaan Jikalahari.
Kepada beberapa wartawan baru baru ini Teddy menegaskan pihaknya akan melakukan perlawanan terhadap Jikalahari, karena menurutnya, Yayasan Belantara bukanlah yayasan yang dibekingi oleh perusahaan-perusahaan perusak hutan.
"Apa buktinya pihak yang memberikan dana kepada Yayasan Belantara adalah perusahaan hutan? Menurut kami tidak ada yang salah," tukasnya.
Karena itu, pihaknya menurut Teddy akan melakukan perlawanan terhadap Jikalahari, bersama 5 anak organisasi Jikalahari lainnya.
Baca Juga : Statuta Jikalahari Dinilai Multitafsir
"Kami sudah sepakat untuk melakukan perlawanan, karena kami merasa tidak bersalah," tegasnya.
Namun, tambah Teddy, belum ada putusan resmi organisasi yang dia pimpim dikeluarkan dari keanggotaan Jikalahari.
"Baru sebatas rekomendasi,'' katanya singkat.
Menurut Teddy, keputusan tersebut baru bisa dilakukan setelah dilakukan rapat bersama atau "Rasa". Namun hingga kini pihaknya belum mendapat undangan resmi dari steering comite (SC) Jikalahari.
"Sampai saat inu kami belum ada menerima undangan resmi, yang resmi ya," ujarnya.
Diakuinya, sebelumnya ia dan juga bersama 6 anggota lembaga lainnya sudah sempat dipanggil Dewan Pertimbangan Kode etik (DPK), dengan alasan, ada 3 anggota lembaga lain yang mengadukan bahwa yayasan yang ia pimpin menerima dana dari yayasan Belantara.
Ketua DPK Jikalahari, Usman yang dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp (WA) tidak merespon permintaan konfirmasi yang dikirim Okeline. Padahal pesan tersebut sudah dibaca yang bersangkutan.
Seperti diberitakan sebelumnya, kisruh yang terjadi di dalam Jikalahari karena dananya dugaan 6 anggota telah menjalin atau mengakses dana kegiatan kepada Yayasan Belantara yang disebutsebut dibentuk oleh perusahaan besarAPP/Sinarmas itu. Padahal, Jikalahari selama ini sangat vokal mengkritisi perusahaan perusahaan yang diduga merusak lingkungan hidup. Salah satu yang kerap mereka kampanyekan yakni APP atau Sinarmas Grup.***(res)
Komentar Via Facebook :