Dugaan Teror PT AA

Rumah Dirusak, Warga Nilo Menyelamatkan Diri Masuk Hutan

Rumah Dirusak, Warga Nilo Menyelamatkan Diri Masuk Hutan

Okeline Pelalawan - Aksi brutal dengan membabi buta merubuhkan pondok 40 KK warga warga dusun Satu, desa Kusuma, Resor Nilo, Kecamatan Pangkalankuras, Pelalawan, Riau, yang terindikasi dilakukan oleh orang suruhan PT. Arara Abadi (AA) menyisakan trauma yang mendalam, tas perlakukan warga ini mendapat perhatian serius oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah Pelalawan.

Kenapa tidak pengrusakan rumah warga ini dimanfaatkan perusahaan ditengah maraknya aksi teror kerumah ibadah dan kantor kepolisian membuat perhatian aparat tertuju pada aksi tersebut, sementra PT AA dengan membabi buta meneror dan menghancurkan rumah warga.

"Hari ini kami dipanggil dewan atas kejadian aksi teror dan pengrusakan yang sudah dilakukan beberpa kali oleh PT AA," Jelas Syamsul di Kator DPRD Pelalawan, Minggu (20/5/18).

Salah seorang warga yang menjadi keluarga korban malam itu bernama Atik, menceritakan kejadian yang sangat menakutkan ini, dijelaskannya sekira jam 03.00 Wib warga saat akan saur puasa terdengar ratusan orang memasuki perkampungan kecil itu.

"Selang beberpa saat terdengar terikan orang dalam gelap hancurkan yang melawan bunuh," ujar warga Ati menirukan kata korban, Minggu (20/5/18).  

Bayangkan jam 3 subuh pada Jumat (18/5/18) ratusan orang diduga suruhan PT. AA dengan berpakaian ninja mengobrak abrik perkampungan warga, dengan menggunakan senjata tajam, senso, pentungan, dan senjata api, tentunya membuta warga berhamburan masuk hutan apalagi mendengar suara tembakan yang beruntun.

"Mendengar tembakan kami melarikan diri masuk hutan, ada beberpa orang kawan kami sampai sekarang belum ada kabar dimana keberadaannnya, saya minta Polisi usut aksi teror yang dilakukan terang-terangan ini," Jelasnya. 

Dilanjut Atik, kejadian serupa sudah sering dilakukan beberpa kali, bahkan warga pernah diserang pakai Heli Kopter, dari keterangan Ketua RT diketahui sebelumnya ada 7 orang warga yang mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke Puskesmas Pangkalan Kuras.

Warga Bukit Kusuma sangat menyayangkan tindakan perusahaan yang bertindak semena-mena bahkan mengutuk insiden tersebut, apalagi masalah lahan adalah masalah hukum bukan masalah teror meneror kayak zaman belanda dahulu.

"Kalau perusahaan merasa lahannya di duduki warga mereka bisa lapor Polisi, bukan seperti sekarang kami diburu dan rumah dihancurkan, motor dan peralatan rumah dirusak, kebun sawit dicabut, kalau kami melawan pasti kami dihancurkan," jelas warga yang sering disakiti perusahaan ini.

Seperti diceritakan warga sebelumnya ada perjanjian dengan peruahaan bahwa lahan mereka akan diganti rugi, namun sudah beberpa kali dimediasi namun perusahaan tak tunduk dengan perjanjian tahun 2001 lalu.**


Komentar Via Facebook :