LRT Jadi Guyonan Politik

Okeline Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, pernyataan Prabowo bahwa pembangunan LRT yang dinilai terlalu mahal hingga ditengarai ada upaya mark up menaikkan nilai investasi proyek untuk kepentingan tertentu dinilainya berlebihan.
Dijelaskan Luhut, Indonesia telah memenuhi standar-standar internasional terkait pembangunan kereta ringan (light rail transit/LRT), dikatakannya pembangunan ini mengunakan anak-anak muda yang menghitung semuanya pakai standar dari Perancis.
Baca Juga : Sejumlah Kota Tua di Jakarta Siap Banjir
Bahkan beli model itu yang nanti bisa juga dijual ke orang lain, bahkan sudah ada studi-studinya, jadi standar-standar internasional sudah sangat terpenuhi.
"Jadi kalau enggak ngerti, enggak usah ngomong," katanya, Senin (25/6/18) kemaren, meluruskan informasi mengenai biaya pembangunan LRT.
Baca Juga : Tol Bertambah Korban Lakalantas Turun 30 Persen
Saat ini, di Indonesia tengah dibangun jaringan transportasi massal LRT, yakni LRT Palembang, LRT Jakarta dan LRT Jabodebek.
Selain untuk mengurai kemacetan, pembangunan LRT khususnya di Palembang dan Jakarta juga untuk mendukung perhelatan Asian Games Agustus mendatang.
Oleh karena itu PT Industri Kereta Api (PT INKA) mengebut pengerjaan rangkaian kereta "Light Rail Transit".
Berdasarkan informasi yang valid, rata-rata proyek pembangunan LRT akan membutuhkan investasi sekitar Rp 400 miliar per km atau sekitar 28 juta dollar AS.
Ini Perbandingan Nilai LRT Palembang dengan LRT Filipina dan Malaysia Konstruksi LRT yang melayang (elevated) juga dipastikan akan menambah biaya investasi dibanding kontruksi di darat.
Kalau kita itu rata-rata Rp 400 miliar per km. Di tempat lain ada yang Rp 600 miliar per km ada juga yang sampai Rp 1 triliun per km. Kalau elevated'pasti lebih mahal.
"Jadi jangan gampang buat kesimpulan," ujarnya.**
Komentar Via Facebook :