Sopir Dipaksa "Mencuri" CPO, Lapor Takut Digebuki

Okeline Riau - Salah seorang sopir perusahaan yang tidak disebutkan nama perusahaannya mengaku sama wartawan sudah tidak tahan lagi dipaksa mencuri atau "kencing" CPO di Jalan.
Mereka mengaku tak tahan lagi jadi korban pemerasan dan dipaksa menyuling muatannya di gudang-gudang CPO di Jalan.
Baca Juga : Penampungan atau "Pipis" CPO di Riau Menjamur
Bukan satu sopir saja yang bisa diwancara wartawan, pada umumnya sopir itu mengeluhkan kegiatan pemaksaan untuk menghentikan truk tangki lalu dikurangi muatannya.
Namun walau mereka ketakutan dengan aksi dijalanan, dia mengaku dapat upah namun tidak sesuai pasalnya ketaktan ini dua setali uang karena selain berdosa pada tuhan dia juga takut berdosa pada manusia yaitu bosnya.
Baca Juga : Letkol Aidil Amin Dilantik Jadi Dandim 0313/KPR
"kalau ditangkap Polisi sayakan jadi pelaku juga, tapi bagaimana saya lebih takut preman CPO, untuk sekali kencing, nilai CPO yang disuling sekitar Rp150 ribu per tangki," Jelas Sutris, Rabu (17/10/18).
Ada lagi cerita supir trukc tangki CPO benar-benar diuji kesabaranya dan ketakutan tersu menghantui para sopir ini, tidak hanya di darat, permainan mafia ini juga bisa terjadi saat tongkang yang membawa muatan CPO dipindahkan di tengah lautan.
"Mafia CPO marak saya takut tapi selama ini aman kok, Polisi tak ada yang berani menagkap tempat kencing CPO, padahal kalau saya lihat ada juga yang berambut cepak dan berbadan tegap, kayaknya mereka aparat," jelasnya.
Badan Pekerja Nasional (Bakernas) Investigation Corruption Indonesia (ICI), H Darmawi Aris SE. mengatakan, maraknya truk "kencing" CPO terjadi di Riau bisa dilihat disepanjang tepi jalan lintas Timur terdapat aktivitas illegal CPO. Truk tanki CPO dari berbagai perusahaan harus berhenti di kalau tidak mereka akan dikejar bahkan "dihajar".
Baca Juga : Mayat Mister X Hebohkan Warga Pangkalankerinci
Padahal kalau diamati maraknya pencurian CPO ilegal dipengaruhi kehadiran pabrik sawit tanpa kebun. Logikanya bagaimana pabrik bisa berjalan kalau tidak punya pasokan buah. Apalagi di saat musim trek ketika harga buah sawit lagi tinggi," katanya menambahkan biasanya mafia kalau sudah diketahui keberadaanya lari dan sembunyi dan kalau sudah aman nongol lagi.
Dia menyarankan aparat keamanan di level pusat untuk turun tangan ke Riau menyelesaikan kasus pencurian CPO. Juga sebaiknya, Kementerian Politik Hukum dan Keamanan dan Badan Intelijen Negara dapat menumpas pemain CPO ilegal.
Biasanya untuk wartawan dan LSM ada oknum LSM dan wartawan pula bekingnya, dan kemanan "Sama-sama tahu".
"Karena banyak oknum terlibat di sana. Dan kemungkinan bisa lintas angkatan, oknumnya itu. Sehingga, sulit bagi polisi untuk membasminya. Tapi kami terus mengintip perkembangan aktifitas ini, karena itu yang bisa kami lakukan," pungkasnya.**Darmin
Komentar Via Facebook :