Lima Fakta Hari Sumpah Pemuda Ini Wajib Kawula Muda Tahu Lho!

Lima Fakta Hari Sumpah Pemuda Ini Wajib Kawula Muda Tahu Lho!

Okeline Pekanbaru - Memasuki hari sumpah pemuda tahun 2018 kali ini, ada baiknya kawula muda mengenang Hari Sumpah Pemuda yang telah menginjak usia 90 tahun, sejak pertama kali teks sumpah bersejarah itu dibacakan pada 28 Oktober 1928 di Kongres Pemuda.

Sebagai bukti keseriusan, tanda tagar #HariSumpahPemuda masuk ke 10 besar Trending Topic di Twitter untuk wilayah Indonesia. Tidak pelak, Netizen pun ramai-ramai mencuit, agar tagar tersebut digemakan dalam rangka merayakan Hari Sumpah Pemuda pada Minggu 28 Oktober 2018 kali ini.

Sebagai bukti, ada pula sejumlah fakta yang menarik tentang Hari Sumpah Pemuda, berikut salah satunya;

1. Pakai ejaan van Ophuijsen

Kongres Pemuda II yang diadakan di Batavia, Jakarta pada 27-28 Oktober 1928, melahirkan tiga keputusan kongres. Penulisannya menggunakan ejaan van Ophuijsen.

Pertama: "Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia".

Kedoea: "Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia".

Ketiga:  " Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia".

2. Siapa penulisnya?

Jawabanya adalah Naskah Sumpah Pemuda ditulis oleh Moehammad Yamin. Kala itu, Yamin menyodorkan selembar kertas berisi naskah itu kepada Ketua Kongres Pemuda II, Soegondo Djojopoespito saat itu Menteri Luar Negeri Soenario sedang berpidato di sesi terakhir kongres.

Naskah kemudian dibacakan oleh Soegondo dan dibantu oleh penjelasan rinci oleh Yamin sendiri.

3. Jadi momen lagu kebangsaan Indonesia menggema pertama kali

Mau tahu tidak, kalau lagu ‘Indonesia Raya’ pertama kali diperdengarkan adalah pada saat Kongres Pemuda II itu berlangsung.

Dimana pada malam penutupan Kongres, Wage Rudolf Supratman atau yang lebih dikenal dengan nama W.R. Supratman, memainkan lagu ciptaannya itu secara instrumental dengan biola di depan para hadirin sesuai saran dari Soegondo.

4. Etnis Tionghoa berperan, lho!

Jangan lupa, di masa sekarang masih saja ada bentrok antar etnis, khususnya mengecilkan Tionghoa. Tapi kalau kamu ingat, kaum Tionghoa menjadi salah satu etnis yang turut dirangkul untuk berperan di Kongres ini.

Tempat berlangsungnya Kongres Pemuda II adalah di Gedung Indonesisch Club, gedung yang dimiliki oleh orang Tionghoa bernama Sie Kong Liong.

5. Jangan lupa main ke meseumnya!

Jika ingin lebih mengetahui lebih dalam, sebaiknaya kawula muda ada baiknya mendatagi Museum Sumpah Pemuda yang berisi ragam miniatur dari kejadian historis yang dapat dilihat secara langsung di Jakarta.

Di Museum yang dikelola oleh Kementerian Pariwisata ini, berdiri berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta pada 1972 dan ditetapkan sebagai Benda Cagar Nasional.***


Sumber : Uzone.id

Editor   : Kardoffa


Komentar Via Facebook :