Relawan Jokowi-Maruf di Rohul Dibekali Narasi Kampanye "Door to Door"

Okeline Pasir Pangaraiyan -Sisa waktu yang kurang dari sebulan menyebabkan ratusan relawan pasangan calon presiden (Capres) nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin (Jokowi - Ma'ruf) di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Provinsi Riau semakin militan kampanye. Ini dibuktikan dengan kampanye dari rumah ke rumah atau "door to door".
Sejumlah pimpinan Organisasi Relawan tingkat Provinsi bersama Direktorat Relawan Tim Kampanye Daerah (TKD), Rabu (20/03/2019), menyambangi ratusan relawan di "Negeri Seribu Suluk" ini.
"Luar biasa semangat dan militansi rekan-rekan relawan disini. Mereka jalan door to door dan saat ini sengaja meminta kita datang untuk dibekali. Sebagai wujud solidaritas ya kita datang sesuai undangan," ungkap H Sahrin, Direktur Relawan TKD Riau.
Selain menyerahkan Alat Peraga Kampanye (APK), kedatangan pentolan Relawan dan Direktorat TKD ini juga, terang Sahrin, untuk membekali para relawan terkait fitnah-fitnah terhadap Pasangan Jokowi - Ma'ruf yang harus 'dibersihkan' di ruang publik.
"Tadi rekan-rekan pimpinan Organ yang hadir disini, masing-masing ikut berbagi cerita. Betapa kerasnya fitnah yang dihadapi Capres dan Cawapres kita. Kita 'mencium' ada 'gerakan bawah tanah' melancarkan beragam fitnah," sambung Ketua DPC ProJo Pekanbaru ini.
Mulai dari isu PKI, isu bahwa Perzinahan dan kaum LGBT akan dilegalisir jika Jokowi - Ma'ruf menang dan isu lainnya.
"Sekarang begini, kita coba resapi dalam hati kita sendiri. Apa mungkin seorang Datuk Jokowi dan Kyai Ma'ruf akan melakukan itu. Kejam sekali fitnahnya," tegas Sahrin.
Di acara itu, kata Sahrin, mereka menyampaikan bahwa, siapa pun orangnya yang melancarkan fitnah dan kebencian terhadap seseorang yang belum Ia periksa kebenarannya, akan diuji oleh waktu.
Jika pelaku fitnah itu adalah seorang Bapak atau Ibu Rumah Tangga, maka tindakannya itu akan dinilai oleh anak-anak dan lingkungannya sendiri. Bagi anak-anaknya, lanjut Sahrin, Orang Tua adalah teladan.
"Mereka dinilai oleh lingkungannya sendiri. Seiring waktu, anak-anak akan mikir, 'kok orangtuaku ini sebagai teladan mengajarkan fitnah dan kebencian kepadaku?'," ucap Sahrin.
D itempat yang sama, Ketua DPD Relawan Jokowi Centre (JC), Kawas Tarigan mengungkapkan, selama berbulan-bulan Ia dan teman-temannya gerilya di sejumlah wilayah Riau, melihat bahwa, sebenarnya simpatisan Jokowi - Ma'ruf cukup banyak. Tapi, tidak tampil dan hanya diam.
"Saya ini dari komunitas petani Kelapa Sawit dan juga pengurus Masjid, secara komunikasi antar pribadi sehari-hari dengan lingkungan saya, saya lihat banyak kok masyarakat yang begitu simpatik terhadap Jokowi - Ma'ruf. Tapi sungkan untuk tampil menunjukkan sikap dukungannya karena tekanan fitnah begitu keras," ucap Kawas.
Oleh sebab itu, Ia berharap saatnya bagi masyarakat yang sungkan untuk tampil bersama Jokowi - Ma'ruf untuk tak ragu lagi.
"Pasangan 01 ini jelas sekali rekam jejak dan programnya untuk kita, Riau. Jadi, kalau Capres sebelah ada program lebih baik untuk kita di Riau daripada Jokowi - Ma'ruf, ya silahkan didukung. Tapi sampai sekarang kita sendiri masih nyari, apa program mereka untuk Riau yang kita cintai ini? Jadi, memang tak salah kita nyatakan bahwa memang Jokowi - Ma'ruf lah yang terbaik untuk Riau," katanya.
Ada juga, sambung Kawas, di kalangan petani, Jokowi malah difitnah sebagai dalang jatuhnya harga buah kelapa sawit. Isu itu, katanya, terlalu keji dan berlebihan. Tapi, malah sebagian besar petani tahu bahwa isu itu bagian dari Kampanye Negatif menjatuhkan Jokowi.
"Tadi kita sempat bahas sama teman saya ini, dari Generasi Milenial, adinda Sahat Martin Philip. Kita sama-sama sudah cek, para petani tahu kok penyebabnya. Negara lain khususnya di Eropa ini, iri dengan kita. Karena kita masih punya potensi perluasan areal perkebunan kelapa sawit, sedangkan mereka tidak. Mereka memburuk-burukkan minyak sawit kita. Yang katanya 'Minyak Sawit kita dari kawasan hutan lah, ilegal lah dan lain lain'. Akhirnya, minyak sawit kita ditolak dan harga TBS jadi turun," tuturnya.
Padahal, kata Kawas didampingi Sahat, Presiden Jokowi justru gigih berjuang agar Indonesia mandiri dalam urusan Sawit.
"Jokowi tegas meminta negara lain jangan mengatur kita. Kita bisa mandiri kok. Jokowi tak diam dan dia urus kita. Banyak program, mulai dari Sertifikat Tanah Gratis, Replanting, Pupuk Subsidi, BBM berbasis Bio, semuanya dilakukan Presiden Jokowi demi Petani," tutupnya.* (rilis)
????
Komentar Via Facebook :