Ketegangan Teluk Meningkat, Iran Ancam Washington

Ketegangan Teluk Meningkat, Iran Ancam Washington

Iran - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menuduh AS "memainkan permainan yang sangat, sangat berbahaya," untuk itu dia mengingatan pada Amerika Serikat jika terjadi eskalasi ketegangan dengan negara republik Islam itu.

Zarif mengingatkan bahwa akan ada konsekuensi menyakitkan bagi semua orang jika terjadi eskalasi dengan Iran.

"Akan ada konsekuensi menyakitkan bagi semua orang jika ada eskalasi terhadap Iran, itu pasti," kata Zarif dalam wawancara dengan CNN seperti dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (22/5/2019).

Ketegangan antara Washington dan Teheran telah meningkat seiring AS mengerahkan sebuah kapal induk dan pesawat-pesawat pengebom B-52 ke kawasan Teluk Persia.

Pengerahan itu disebut Washington untuk menghadapi apa yang mereka sebut sebagai "ancaman" Iran.

"Dengan adanya semua aset militer ini di perairan kecil dengan sendirinya rawan kecelakaan terutama ketika Anda memiliki orang-orang yang tertarik dengan kecelakaan. Jadi kehati-hatian yang ekstrem diperlukan dan kami percaya AS memainkan permainan yang sangat, sangat berbahaya," tutur Zarif.

Hubungan AS dan Iran makin memanas sejak Presiden Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara kekuatan dunia yang disepakati tahun 2015. Di bawah kesepakatan itu, Iran sepakat membatasi kapasitas pengayaan uranium dan mendapatkan keringanan sanksi sebagai imbalannya.

Usai menarik AS dari kesepakatan itu, Trump kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran sejak tahun lalu dan meningkatkannya beberapa bulan terakhir. Secara terang-terangan, Trump meminta seluruh negara untuk menghentikan impor minyak Iran atau terancam menghadapi sanksi-sanksi AS.

Otoritas AS berupaya mendorong Iran untuk melakukan perundingan terbaru soal kesepakatan pengendalian senjata yang lebih luas. Namun Iran berulang kali menolak perundingan selama AS masih menarik diri dari kesepakatan nuklir itu.

"Situasi saat ini tidak cocok untuk perundingan dan pilihan kami hanyalah perlawanan," tegas Presiden Iran Rouhani dalam pernyataan yang dikutip kantor berita IRNA.*detik


Dion Tri Septian

Komentar Via Facebook :