Petahana Bakal Diganjal Politisasi Etnis

Line Pekanbaru - Pengamat Sosial Masyarakat dan Sosiologi Politik dari Universitas Riau, Rawa El Madi, menilai pasangan petahana di Pilkada Riau kemungkinan bakal diganjal dengan politisasi etnis yang telah mengakar di Riau.
"Untuk maju lagi posisi Arsyadjuliandi Rachman dibebani sejarah politik di Riau. Ia bakal sulit mendapat dukungan sesungguhnya dari partainya sendiri, dan akan ada kelompok elit yang menjadikan isu etnis sebagai isu penting saat kampanye," ujar Rawa di Pekanbaru, Jumat (7/4).
Ia menjelaskan, perspektif etnis masih kuat mempengaruhi politik di Riau. Ini merupakan warisan masa lalu sewaktu Riau bergabung dalam Provinsi Sumatera Bagian Tengah, yang pusat pemerintahannya di Sumatera Barat (Sumbar). Hal itu membuat mendapat protes dari masyarakat Riau kepada pemerintah pusat karena mereka merasa tidak diperhatikan.
Meski akhirnya Riau menjadi provinsi pada 9 Agustus 1957, lanjutnya, hingga dasawarsa 1970-an dibidang ekonomi dan politik Riau masih didominasi oleh Sumbar dalam hal ini etnis Minang. "Sampai ke camat-camat itu didominasi oleh Sumbar, dan itu menimbulkan persepsi etnis yang negatif terhadap orang Minang," katanya.
Meski Indonesia kini sudah memasuki era reformasi, lanjutnya, persepsi etnis kemudian dipolitisasi meski faktanya di kota-kota berpenduduk besar seperti Pekanbaru dan Kampar, masyarakatnya sudah multietnis meski dominan masih keturunan Minang.
"Ada politisisasi budaya dari sekelompok orang Pekanbaru, Kampar dan Kuantan Singingi, bahkan dari orang Minang kelahiran Pekanbaru yang tak mengakui sebagai orang Minang," ujarnya. **
Komentar Via Facebook :