Kapolri Mendampingi Wapres RI Hadiri Kuliah Umum Sespimti Dikreg Ke 28

Kapolri Mendampingi Wapres RI Hadiri Kuliah Umum Sespimti Dikreg Ke 28

kapolri

Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Drs. Idham Azis, M.Si., mendampingi Wakil Presiden RI mengadakan kuliah umum sespimti Dikreg Ke 28 Tahun 2019 di Gedung The Tribrata Jakarta Selatan. Jum'at (08/11/19)

Acara tersebut bertema 'Pembangunan Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Pancasilais Guna Menyongsong Indonesia Emas.' Acara diawali dengan Kata Pengantar Oleh Kapolri Jenderal Polisi Drs. Idham Azis, M.Si. Dalam pengantarnya, Kapolri menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Wakil Presiden atas berkenan hadir dalam memberikan kuliah umum. 

Kehadiran Bapak Wakil Presiden di tengah - tengah Para Peserta Sespimti baik dari TNI Polri merupakan yang pertama semenjak dilantik. Merupakan suatu kebanggaan bagi kami dapat menerima arahan dan dikembalikan dari Bapak Wakil Presiden RI. 

Di hadapan 62 peserta Sespimti, Wapres RI KH Ma'ruf meminta Polri mencegah radikalisme di Indonesia. Selain radikalisme, ia juga meminta Polri mengatasi pertanyaan yang meminta hal-hal intoleran. "Kita harus menghindari kelompok yang keluar dari komitmen kebangsaan, radikalisme, dan intoleran," kata Ma'ruf dalam sambutannya.

"Radikalisme bukan masalah pakaian, tapi cara berpikir, cara berpikir, perilaku, dan cara bertindak. Upaya yang harus kita lakukan, (yaitu) meluruskan cara berpikir, sikap, dan gerakan-gerakannya. Perlu ada peningkatan pada kontraradikalisme dan deradikalisasi," lanjut Ma'ruf.

Selain radikalisme, Ma'ruf Amin juga mengingatkan para peserta soal ancaman khilafah. Meski begitu, Ma'ruf memastikan bahwa khilafah tak akan masuk ke Indonesia. Alasan paham ini diterima.

"Pertanyaannya Mengapa khilafah ditolak di RI? Bukan ditolak tapi tertolak, kalau tertolak memang tak bisa masuk. Bukan karena Islami, (atau) tak Islami," kata Ma'ruf.

Alasannya, lanjut Ma'ruf, paham khilafah tak sesuai dengan kehidupan di Indonesia. Wapres RI mengatakan, perlu ada cara untuk menyamakan pemahaman Islam untuk masyarakat Indonesia.

"Secara proporsional khilafah tertolak karena menyalahi kesepakatan (itu) Indonesia adalah NKRI. Kalau begitu jadi khilafah maka tidak NKRI lagi, negara kesatuan khilafah Indonesia," kata Ma'ruf Amin.

"Ini perlu diluruskan pemahamannya. Islam kita itu Islam kaffah, lengkap tapi ada kesepakatannya, kesepakatan nasional. Jadi penting untuk kita, komitmen kebangsaan harus bisa," lanjutnya.

Hadir dalam acara tersebut antara lain Mendagri Prof.HM Tito Karnavian Ph., D, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Kasum TNI Letjen TNI Joni Supriyanto dan Gubernur DIY Sri Sultan HB X. Turut Hadir Pejabat Utama Mabes orang dari Polri, 4 orang dari TNI AD , 4 orang dari TNI AL, 4 orang dari TNI AU. **


Rahmad Hidayat

Komentar Via Facebook :