Ketua LPAI Seto, Sarankan Menteri Pendidikam dan Kebudayaan Sesuaikan Penggodokan Kurikulum Anak

Ketua LPAI Seto, Sarankan Menteri Pendidikam dan Kebudayaan Sesuaikan Penggodokan Kurikulum Anak

seto-mulyadi

Jakarta - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi , ATAU Yang Akrab disapa Kak Seto menyarankan agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim  memperhatikan Kebutuhan Dan karakteristik Anak Dalam penggodokan Kurikulum Pendidikan Yang baru.

"Yang harus terjadi adalah kurikulum untuk anak. Jangan membalikkan, anak untuk kurikulum. Selama semua itu muaranya ke anak, demi kepentingan terbaik anak. Demi pemenuhan hak belajar anak. Jadi semua anak senang belajar," tutur Kak Seto, Kamis (05/12/19).

Psikolog anak yang mendukung belajar di sekolah formal yang belum mendukung keinginan belajar anak. Yang ia lihat, sekolah formal membuatnya sulit untuk dipelajari.

Seto melihat setiap anak seyogyanya memiliki karakter dan kebutuhan yang berbeda. Terkait kurikulum pendidikan yang diterapkan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak.

Dalam hal ini, Kak Seto menyebut yayasannya sebagai salah satu contoh. Yayasan Kazeto Putra Perkasa (YKPP) menaungi tiga konsep sekolah, yaitu sekolah formal, non-formal, dan informal.

Konsep sekolah formal, non-formal, dan informal yang sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kak Seto mengatakan sekolah non-formal yang dikelola lebih berhasil. Di sekolah non-formalnya ia mengharuskan waktu belajar hanya tiga hari dalam seminggu, selama tiga jam setiap kunjungan.

"Lulusannya [dari sekolah non-formal] untuk sisi akademik yang diterima di bidang kedokteran, ada di lima PTN. Ada yang diterima di UI, UGM, UNHAS, ITB sampai IPB. Untuk non akademik ada yang bisa sutradara, chef, artis," jelas Kak Seto.

"Mereka bisa jadi masing-masing, akhirnya bisa. Karena sekolah mengasyikan, menyenangkan, tidak stres," tambahnya kembali.

Selain itu menjelaskan, modul pelajaran juga disusun agar lebih mudah dan mudah dipahami anak.


Rahmad Hidayat

Komentar Via Facebook :