Apa Salahku Konfirmasi Dana BAZNAS Dapat Bogem Mentah

Apa Salahku Konfirmasi Dana BAZNAS Dapat Bogem Mentah

Arman Bahtiar Wartawan dan Kepala Perwakilan Sumbar

Opini - Dalam tulisan ini saya berkisah terhadap derita yang saya rasakan, dimana perlakukan seorang Wakil Bupati di Padang Pariaman yang seharusnya menjadi panutan justru menunjukkan pelakuan yang kurang elok.

Memang aksi brutal itu banyak disayangkan bergabai kalangan, karena saat saya konfirmasi menanyakan dana Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang disalurkan pada seorang anggota DPRD yang sedang aktif kala itu, saya mendapat perlakuan kurang baik bahkan saya dianiaya.

Intinya kala itu disaat dia menjabat sebagai ketua BAZNAS yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur ada menyalurkan dana BAZNAS yang saya nilai salah salurkan pasalnya anggota DPRD itu adalah notabenenya sebagai orang yang mampu. 

Tapi dia terkesan menghindar dan salah satu orang yang diduga Bodyguard nya langsung menghalangi saya konfirmasi, bukan itu saja kerah baju saya dicekik beruntung banyak orang disitu, namun satu pukulan sempat saya terima.

"Apakah memang pukulan yang harus saya terima?"

Kejadian tragis itu terjadi pada Sabtu (11/1/20) saya juga menduga karena Suhatri Bur tidak puas dengan berita yang saya buat tentang BAZNAS termasuk saya getor menyoroti gizi buruk ditemukan disejumlah tempat di Padang Pariaman.

"Patut saya duag Bodyguard diduga suruhan Wakil Bupati, sebab tak ada angin atau badai dia langsung masuk kerumunan konfirmasi wartawan kala itu, lantas marah-marah".

Memang saya akui sebulan belakangan saya pernah melakukan sejumlah kritik "pedas" pada Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) bahkan bentuk kepedulia ini saya tunjukkan dengan melakukan aksi galang dana.

Sumpah demi Allah saya peduli pada sejumlah korban gizi buruk dan pada simiskin yang ada dikampung halaman saya ini, karena menurut pengakuan warga yang sakit mereka tidak dilayani berobat di Rumah Sakit.

Padahal kalau dilihat dari anggaran daerah bantuan kesehatan dan bantuan kesehatan pemerintah pusat banyak pada warga tidak mampu tidak sedikit. "ini sperti tidak tersalurkan, patut saya menduga uang bantuan ini masuk kekantong lain, buktinya banyak pasien gizi buruk karena tidak mampu tidak terlayani".

Satu minggu sebelumnya saya pernah membantu anak korban luka bakar karena tersiram air panas yang lukanya sudah membusuk, itu tanpa pertolongan medis baik dari Puskesmas terdekat maupun RSUD milik pemerintah daerah. "kalau dilihat ada belatung diluka korban."

Karena keluhan seorang ibu anak ini tidak sanggup kerumah sakit karena tidak mampu membayar iusran BPJS kesehatan maka saya menghubungi dokter terdekat, "Alhamdulillah dia telah bisa berobat dengan bantuan dana pemerintah walau dia harus membayar senilai Rp. 600 Ribu untuk menjadi anggota pada program itu.

Sebenarnya apa yang saya lakukan untuk memperhatikan kampung halaman saya sendiri dari penguasa tidaklah berlebihan pasalnya ditengah kemiskinan Bupati Ali Mukhni dan Wakilnya ini justru menghamburkan uang pada sejumlah proyek fisik dan kemegahan rumah dinasnya.

"Sementara rakyat menderita gizi buruk, apalagi diduga sebagai lips servis Pemkab Padang pariaman melalui Kadis kesehatannya mendapat penghargaan kesehatan, nah ini ada apa?."

Walau ada yang benci saya justru saya mendapat dukungan dari sejumlah anggota DPRD Padang Pariaman dan rekan wartawan, walau saya akui tidak sedikit wartawan yang bercokol di Pemkab Padang Pariaman yang membenci saya karena berita masalah gizi buruk dan Korupsi tak ada kata maaf bagi saya.

"Niatnya demi Allah untuk kebaikkan Padang Pariaman, semoga saya dapat dukungan dari organisasi wartan ditengah oknumnya yang membenci saya. Apakah saya mengungkap kebenaran harus dibenci, alahuawalam."

Kinerja saya boleh tanyakan pada dewan yang terhrmat yang juga peduli pada gizi buruk, namanya Happy Neldi,Se dan Harpianda, SH dia selaku anggota DPRD Padang Pariaman dari fraksi Gerindra.

Masalah berita saya tidak pernah meminta minta apalagi "menggemis" saya bukanlah manusia seperti dewa yang tidak luput dari kesalahan "Tapi menggemis No! tidak ada dalam kamus say,".

Demi kepedulian saya pada pesakit di Padang Pariaman saya rela belum sarapan pagi untuk meninjau korban gizi buruk, itu saya lakukan dengan dewan bersama Arman beberpa minggu lalu. "Silahkan tanya? dewannya".

Saya berdoa semoga hati penguasa di Padang Pariaman ini tergugah untuk tidak "bermanis muka" ditengah penderitaan rakatnya, Pak Kepala Kejaksaan Negeri Padang Pariaman tolong ya, Wassalam.*Arman Bahtiar.


Desi Natalia

Komentar Via Facebook :