PRAWITA-GENPPARI Sawahlunto Siap Dampingi Wisatawan ke Gunung Batu Lumindai

Sumbar - Kalau anda pernah melihat film Avatar, nah memang film tersebut tidak sekedar menyajikan narasi cerita yang menarik saja, tetapi juga para penonton dimanjakan oleh narasi visual yang sangat mempesona dan penuh ketakjuban alam nan mempesona. Masalah wisata ini kata Ketua Umum PRAWITA – GENPPARI yang juga Dewan Penasihat Forum Pimpinan Redaksi Nasional (FPRN), Dede Farhan Aulawi.
"Itulah daerah Zhangjiaje, salah satu tempat indah di negri tirai bambu China, lalu di Indonesia apa yang mirip lokasi tersebut, ayo simak," Kata Dede memalui oesan rilisnya, Jumat (28/2/20).
Baca Juga : Pemko Pariaman MoU dengan Maskapai Garuda
Diceritakan, Lokasi ini memang dijadikan latar belakang film Avatar yang menampilkan tebing-tebing indah dengan segudang pesona kecantikannya. Udaranya juga terasa bersih, sejuk dan sangat alami serta mampu membuat para pengunjung batah berlama – lama di tempat ini. Inilah gunung Avatar Hallelujah yang sebelumnya bernama Kolom Langit Selatan dan terletak di Taman Hutan Nasional Zhangjiajie di barat laut provinsi Hunan.
Namun demikian kta Dede, bagi kita yang belum memiliki kesempatan untuk berkunjung ke sana jangan berkecil hati dulu, karena Indonesia pun sesungguhnya memiliki lokasi yang mirip seperti itu, bahkan lebih indah, lebih cantik, dan lebih mempesona.
"Lokasinya adalah Gunung Batu Lumindai di Sawahlunto, Sumatera Barat," katanya.
Tempat ini menurut Dede, bisa membuat para pengunjung jatuh hati di pandangan pertama. Sungguh sebuah anugerat terindah bagi mata untuk bisa menatap kecantikan alam dengan sepuasnya.
Kelokasinya kata Dede, cukup dengan kendaraan roda empat yang terparkir di depan kantor Kepala Desa, selanjutnya para pengunjung bisa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki atau naik motor sewaan dulu sampai di kaki gunung.
"Nah setelah itu, pasti harus melanjutkan pendakian dengan berjalan kaki untuk menjajal pesona dan ganasnya gunung yang terbilang masih perawan ini," lanjutnya.
Masih ungkap Dede, setelah menaiki jalan setapak yang cukup terjal, perlahan tapi pasti nafas dan kaki akan mulai merasakan capai, lelah dan nafas yang ngos – ngosan.
Juga katanya, dengan menerobos rumput dan ilalang liar yang selalu mencoba menghardik dan menghalangi langkah kaki untuk menikmati eksotisme alam yang luar biasa.
"Tapi jangan lupa saat melangkahkan kaki harus sangat berhati-hati, karena di samping bebatuan yang licin juga sangat tajam dan runcing, sehingga jika terpeleset jatuh akan sangat berbahaya bagi keselamatan. Oleh karena itu jika ingin berkunjung ke lokasi ini, sebaiknya pastikan tidak menggunakan sepatu yang licin. Tempat ini sebenarnya bagus jika dipakai untuk berkemah atau camping," ujarnya.
Batuan kapur yang sangat tajam– ajam tersebut, konon terbentuk oleh pelapukan air hujan selama ratusan bahkan ribuan tahun. Dan di beberapa titik juga, ada lobang – lobang gua yang menantang untuk dijajal.
Bahkan di beberapa tebing tampak banyak sarang lebah dengan ukuran besar, yang tentu akan banyak madu di dalamnya. Hanya saja, jika ingin mengambil sarang lebah tersebut harus ekstra hati – hati, karena banyak menggantung di tebing–tebing.
"Alhasil tempat ini sangat cocok bagi para pemburu lebah atau peternak lebah. Bahkan sarang–serang lebah ukuran besar ini banyak terlihat juga menggantung di pohon–pohon kapas," ungkapnya.
"Mungkin terlalu sedikit kosa kata yang dimiliki untuk melukiskan keindahan di kanvas kehidupan yang sempit ini. Oleh karena itu, jika ingin mengeksplor lebih dalam pesonanya," lanjutnya.
Disarankan Dede, sebaiknya berkunjung langsung ke tempat ini dengan pemandu apalagi sudah ada rekan–rekan anggota GENPPARI Sawahlunto yang siap memandu anda yang ingin berpetualang di sana.
"Silakan atur jadwal saja, maka rekan–rekan anggota GENPPARI Sawahlunto di sana akan membantu mewujudkan mimpi indahnya alam berhiaskan ribuan puncak batu yang sangat tajam," katanya.**Rls
Komentar Via Facebook :