Ditanya Sulitnya Padamkan Lahan Gambut, Kapolres Meranti: Ini Tugas Mulia

Meranti - Dilokasi Dirpamobvit Kombes Pol Dolifar Manurung SIk bersama Kapolres Meranti AKBP Taufiq Lumkman Nurhidayat SIK MH didampingi Wakapolres Meranti Kompol Irmadison mengatakan kalau kendala dilapangan yakni Akses jalan untuk masuk ke lokasi TKP jauh dan harus merintis/membuka jalan untuk dapat masuk Ke Lokasi yang terbakar.
Memperkuat personil BKO ditambah kekuatan Personil yang Melaksanakan Pemadaman / Pendinginan diantaranya,
- TNI : 13 Orang
- BKO Polda Riau : 84 Orang
- Polres Kep. Meranti : 40 Orang
- Polsek Rangsang : 17 Orang
- BPBD : 20 Orang
- Kecamatan : 23 Orang
- PT. SRL : 10 Orang
- Masyarakat : 30 Orang
- MPA : 30 Orang
- Satpol PP : 19 Orang
- KLH Prov. Riau : 19 Orang
Sementara itu, untuk Pralatan dari Polda yakni,
- Mesin Robin : 7 Unit
- Selang : 7 Rol
Peralatan dari Polres Kep. Meranti :
- Mini Strike : 3 Unit
- Selang : 7 Rol
Peralatan Dari KLH Prov. Riau :
- Mini Strike : 2 Unit
- Selang : 4 Rol
Peralatan dari BPBD :
- Mini Strike : 6 Unit
- Selang : 22 Rol
Peralatan dari PT SRL :
- 1 Unit Alat Berat
- Mini Strike : 4 Unit
- Selang : 20 Rol
Baca Juga : Permajaan Sawit di Bengkalis Diapresiasi Warga
Peralatan Kecamatan :
- Ministrike : 1 Unit
- Selang : 10 Rol
Peralatan dari 3 Desa :
- Robin : 3 Unit
- Selang : 30 Rol
Kapolres Meranti AKBP Taufiq Lumkman Nurhidayat S.I.K., M.H, mengatakan kalau Cuaca Panas dan di sertai angin Kencang yang berhembus di karnakan berdekatan dengan laut tidak tertutup kemungkinan dapat menimbulkan kembali titik api dari sisa-sisa kebakaran karena kemungkinan sisa api masih ada di dalam tanah bergambut, dan sulitnya mendapat sumber Air untuk melakukan pemadaman karlahut.
"Petugas dilapangan kendala nya pada Air, dan akses jalan. Sementara anggota dilapangan bersama masyarakat harus mengali tanah untuk mendapatkan air dan air tersebut tidak bisa tahan lama dan cepat kering serta harus mencari sumber air (Mengali lagi, red) dilokasi baru, " jelas Taufiq, Ahada (1/3/20).
Ketika ditanya sulitnya medan dalam menangani Karhutla ini, Kapolres Meranti AKBP Taufiq Lumkman Nurhidayat S.I.K., M.H, menjawab, "Ini tugas mulia, sebab kalau dibiarkan melebar Karhutla ini dampaknya bukan saja dirasakan masayarakt kita tapi juga masyarakat luar," katanya.
Dipaparkan Kapolres, untuk kondisi terakhir pada pukul 18.30 Wib dan titik api di Desa Tanjung Kedabu masih terpantau dan kegiatan pemadaman/pendinginan sudah di berhentikan dan di lanjutkan besok pagi.
"Kita alat berat sudah ada dari PT SRL seperti yang sebelumnya dilakukan untuk pembuatan Embung guna menambahkan sumber air di desa Bungur. Namun pada saat alat berat bergerak menuju desa Tanjung Kedabu guna menambah embung di TKP namun mengalami kendala yakni, 2 unit alat berat terperosok dan tidak bisa melanjutkan untuk menuju ke Tanjung Kedabu," katanya.
Selain itu, 2 alat yang bergerak ke Tanjung Kedabu mengalami rusak dikarenakan terperosok dan sedang dilakukan upaya pergeseran malam ini guna bisa diarahkan untuk menuju TKP Tanjung Kedabu.
"Pada saat adanya titik api di desa bungur dengan adanya 2 alat tersebut bisa diberdayakan guna membuat embung besar sehingga air dapat mudah digunakan untuk memompa ke sumber titik api," jelasnya.
Ditempat terpisah, Kata Kasi Karhutla dan Kecelakaan, BPBD Kepulauan Meranti, Ekaliptus mengatakan saat ini pihaknya masih berada dilokasi Dusun ladang kecik desa Telesung dan anggota yang lain sudah 7 hari dilokasi Karhutla.*Jai
Komentar Via Facebook :