Ada 'Penari Bugil' di Hutan Lindung

Ada

Pekanbaru -  Di warung remang-remang tepatnya di hutan lindung Bukit Suligi Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) ada sajian 'tarian bugil' alias tarian telanjang (striptis).

"Sudah lama warung remang-remang di dalam kawasan hutan lindung itu ada penari telanjang. Di sana menyediakan hiburan dunia malam. Lokasi itu jauh lebih aman untuk yang pencandu narkoba," kata Tommy S Kalit salah satu aktivis lingkungan tadi dikontak ponselnya membenarkan, Senin (17\/4\/2017).

Dia menyesalkan, hingga kini tak ada penertibn. Hutan yang seharusnya menjadi area pelestarian alam, kini di duga masihaman aktifitas pelanggaran norma-norma di dalam kawasan hutan. Hutan lindung Bukit Suligi berjarak sekitar 10 kilometer dari tepi jalan lintas Pekanbaru ke Pasir Pangaraian, ibukota Rohul, sebunya

Menurutnya, hutan lindung itu dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, kondisinya porak poranda. Di sana sudah ada perkebunan sawit milik masyakat serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Rohul dan Pemprov Riau. Oknum aparat juga turut mengkavling kawasan hutan untuk dijadikan perkebunan sawit.

"Hutan lindung Bukit Suligi kondisinya 60 persen sudah hancur total. Hanya hitungan jari, tak lama lagi hutan itu akan punah. Apa lagi sekarang sudah banyak pemukiman liar di kawasan hutan tersebut, termasuk warung remang-remang," kata Tommy.

Tommy menilai, di kawasan kaki Bukit Suligi itu, banyak berdiri warung semi permanen sebagai tempat dugem dan membeli narkoba. Saban malam di lokasi itu seperti pasar malam yang ramai dikunjungi. Apa lagi di warung remang-remang itu juga menyediakan wanita penghibur. "Sungguh tak disangka, pemilik warung remang-remang ini dibeking oknum aparat. Dan pemilik warung menyediakan wanita penghibur yang siap melayani tamunya. Maaf, di sana juga menyediakan huburan tarian telanjang," sebut Tommy.

Masalah perambahan hutan serta berdirinya warung remang-remang ini, kata Tommy, sudah dilaporkan masyarakat ke Pemkab Rohul dan Dinas Kehutanan Provinsi Riau. Namun anehnya, sejauh ini tidak ada tanggapan dari instansi terkait untuk menyelamatkan kawasan hutan lindung tersebut. "Ini sangat aneh, padahal sebelum memasuki kawasan lindung itu, ada kantor Polisi Kehutanan di sana. Tapi kantor tersebut tidak berfungsi. Kita sangat prihatin melihat kondisi hutan yang dijadikan tempat hiburan malam," kata Tommy. (s/***)



Komentar Via Facebook :