Dinas LHK Riau Tolak Relokasi Warga di TNTN

Dinas LHK Riau Tolak Relokasi Warga di TNTN

Line Pekanbaru - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Riau menolak rencana relokasi 7.000 kepala keluarga yang bermukim di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Pasalnya, warga yang merupakan perambah liar itu bakal mendapatkan lahan pengganti sebagai bagian dari program perhutanan nasional.

"Kita menolak! Ada lima hekter lahan pengganti akan diberi kepada tiap keluarga. Mereka adalah perambah dan pendatang liar," kata Yulwiriati Moesa, Kepala Dinas LHK Riau, dalam sdiskusi bertajuk 'Percepatan Perhutanan Sosial untuk Rakyat Riau' di Pekanbaru, Rabu (19/4).

"Kalau mereka mendapatkan itu, bagaimana dengan masyarakat kita? Jangan tambah luka masyarakat adat yang sudah turun-temurun," tambah Yulwiriati.

Menurutnya, pemberian lahan pengganti kepada perambah TNTN akan menimbulkan konflik lebih besar di tengah masyarakat. "Jangan hanya memberi solusi sesaat tapi menimbulkan konflik sosial yang baru," tegasnya.

Anggota Komisi A DPRD Riau, Suhardiman Amby, mendukung sikap Yulwiriati. Katanya, program perhutanan sosial hendaknya memprioritaskan warga asli Riau.

"Saya tidak bermaksud membeda-bedakan suku, tapi agar tepat sasaran perhutanan sosial yang dijadikan obyeknya adalah orang Riau asli," ucap Amby.

Amby mengatakan kondisi TNTN sekarang sangat parah. Dari 81 ribu Ha luas kawasan konsevasi itu, hutan yang tersisa tinggal 23 ribu Ha saja. "Perambahan mencapai 58 ribu Ha, terdiri dari 33 ribu Ha kelapa sawit dan sisanya ditinggalkan berupa belukar," katanya.

"Lahan yang dirambah kuat dugaan dimiliki korporasi, kelompok tani yang anggotanya kebanyakan warga pendatang," tambah Amby.

Kepala Balai TNTN, Supartono, menyebutkan relokasi 7.000 KK warga yang bermukim di TNTN merupakan salah satu opsi dalam merevitalisasi TNTN. "Belum final," ucapnya.

Tim Revitalisasi TNTN masih mengumpulkan data di lapangan. Tim terdiri dari Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas LHK Riau, perwakilan perguruan tinggi, dan LSM. "Relokasi di tataran lapangan masih pengumpulan data," tukasnya. **


Komentar Via Facebook :