Ini Sebab Militer Tiongkok Didukung Luas Oleh Rakyatnya

Tiongkok - Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (Chinese People's Liberation Army/PLA), adalah militer negara ini sangat berakar di masyarakat, dan dikabarkan tentara ini telah menjalin ikatan yang erat dengan rakyat sejak pertama kali terbentuk pada 93 tahun lalu.
Apalagi dengan terjadi dua bencana besar yang melanda Tiongkok pada tahun ini, yaitu kasus pandemi COVID-19 dan banjir terparah di sekitar Sungai Yangtze dalam dua dekade terakhir.
Ternyata dengan aktifnya dalam menagani masalah besar ini Tentara Tiongkok dalam pemulihan bencana tersebut maka mereka semakin dicintai rakyatnya.
Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dalam sebuah pidato sewaktu upacara peringatan hari jadi PLA ke-90 pada 1 Agustus 2017 lalu pernah menyebut, "PLA harus selalu menjadi bagian dari rakyat, bekerja demi kepentingan mereka, menjaga ikatan yang erat, serta berbagi suka dan duka bersama mereka."
"Tentara rakyat menghadapi seluruh musuh-musuhnya, dan hadir setiap kali ada bencana," kata Xi Jinping.
Langkah tersebut dijalankan militer pada tahun ini bersatu dengan warga sipil dalam "perang rakyat" untuk mengatasi COVID-19 dan bencana banjir.
Tentara rakyat terkenal dimata masyarakat Tiongkok dengan motto "Pantang Mundur", apalagi setelah virus korona baru mulai merebak di Wuhan, episentrum wabah di Tiongkok, sekitar 4.000 petugas medis militer ditugaskan di tiga rumah sakit di kota tersebut.
Salah satu petugas medis militer yang bertugas di IGD Rumah Sakit Huoshenshan, Wuhan, Ma Ling, mengaku mereka merawat lebih dari 7.000 pasien dan menyelamatkan berbagai jiwa manusia dari Januari-April.
"Kami, Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, bersumpah untuk pantang mundur di tengah pandemi, serta akan melindungi perdamaian dan kesehatan rakyat," kata Ma Ling.
Setelah menuntaskan misinya, personil militer mendapat apresiasi dari Xi yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dan Ketua Komisi Militer Pusat.
Dalam pujiannya, Xi juga berkata bahwa epidemi ini menjadi "perang serta ujian" bagi militer, dan para pasukan memenangi perang tersebut dengan keyakinan kuat, keahlian sains dan riset yang baik, serta pengorbanan besar.
Tentara rakyat ini juga sering didengungkan "Melindungi rakyat", dimana pada musim panas ini, ribuan prajurit PLA mulai menjalani misi baru untuk memerangi musuh baru yang berbahaya, bencana banjir melanda beberapa provinsi di sekitar Sungai Yangtze akibat hujan deras secara nonstop.
Sementara Prajurit PAP yang berada di Provinsi Sichuan, Tiongkok Barat Daya, Xiao Shuai, menybeut tingkat ketinggian air di sungai tersebut dan danau-danau sekitarnya telah dibandingkan dengan bencana banjir yang parah pada 1998.
Presiden Xi kini terus minta PLA dan Polisi Bersenjata Rakyat (PAP) agar terlibat aktif dalam misi penyelamatan dan pemulihan bencana.
"Kami ialah tentara rakyat dan harus berperang di garis depan pada saat ini," ujar Xiao Shuai.
Juga pejabat pemerintah lokal di provinsi timur Anhui, Zhang Hongbing, memuji para prajurit dan petugas yang menangani bencana banjir dan menjuluki mereka sebagai "tentara rakyat yang sesungguhnya."
"Saat pasukan tiba, masyarakat merasa aman dan terlindungi," kata Zhang.
Sejalan dengan langkah Tiongkok untuk membangun tentara yang kuat, Xi telah menegakkan komitmen PLA terhadap prinsip dasarnya "mengabdi pada pikiran dan hati rakyat."
PLA harus bersama rakyat "dalam suka dan duka", serta selalu menjadi militer "tepercaya, didukung dan dicintai rakyat," pungkasnya.**
Komentar Via Facebook :