Manfaatkan Teknologi Digital, Pertumbuhan Ekonomi Syariah Indonesia Tumbuh Cepat

Manfaatkan Teknologi Digital, Pertumbuhan Ekonomi Syariah Indonesia Tumbuh Cepat

Jakarta – Tak terlepas dari faktor kemajuan teknologi digital dan meningkatnya pengguna internet di Indonesia di era revolusi industri 4.0, setiap sektor industri terus menerapkan digitalisasi atau pemanfaatan teknologi digital.

Kinerja BRIsyariah pada semester 1/2020 memang mencatat hasil yang memuaskan, salah satu industri yang terus mendorong pemanfaatan teknologi digital adalah ekonomi dan perbankan syariah.

Direktur Operasional PT Bank BRIsyariah Tbk, Fahmi Subandi, menjelaskan bahwa digitalisasi menjadi tools yang dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

“Digitalisasi sekarang jadi tren bisnis yang harus dimanfaatkan. Digitalisasi dan inklusi keuangan menjadi tools yang bisa dimanfaatkan untuk mem-boosting pertumbuhan ekonomi syariah,” ujar Fahmi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (4/9/2020).

Jika terus dimanfaatkan maka potensi ekonomi dan perbankan syariah dapat semakin dimaksimalkan. "Di BRIsyariah, kami bersyukur pada masa pandemi transaksi di BRIsyariah sekitar 80% dilakukan di gadget lewat aplikasi mobile banking BRIS Online. Konten digital terus tumbuh, dari transfer, belanja online, bayar zakat, beli sukuk, hingga melunasi haji sehingga jangkauan layanan syariah bisa lebih jauh," jelasnya.

Hal ini didorong oleh penggunaan teknologi untuk melakukan penawaran secara daring serta memaksimalkan layanan perbankan digital seperti pembayaran atau transfer melalui aplikasi mobile BRIS Online dan aplikasi i-Kurma untuk mengakselerasi proses pembiayaan.

 

Fahmi melanjutkan bahwa seluruh stakeholders ekonomi dan perbankan syariah telah aktif dalam meningkatkan inklusi syariah.

Seperti Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), dan pelaku bisnis ekonomi serta layanan keuangan syariah.

Diketahui KNEKS, Asbisindo, dan semuanya telah aktif untuk meningkatkan inklusi keuangan syariah. 

"Kita harus boost terus agar masyarakat terbiasa dengan produk-produk dan terminologi syariah karena masyarakat saat ini masih sering membandingkan antara bank syariah dan konvensional," ujar Fahmi.**


Komentar Via Facebook :