Lima Pesut Mati di Riau Dalam Tiga Tahun

Line Pekanbaru - Kematian Pesut (Oracaella brevirostris) di perairan pesisir Riau ternyata sudah sering terjadi. Dalam tiga tahun terakhir, ada lima kasus kematian Pesut yang terdata.
"Tahun ini yang tertinggi, tiga kasus dari Januari hingga April," kata Windi Syahrian Djambak, Koordinator Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, Satuan Kerja Pekanbaru, di Pekanbaru, Minggu (23/4).
Kasus pertama di Pantai Solop, Indragiri Hilir, pada 22 Januari lalu. Hewan langka ini ditemukan seorang mahasiswa mati terdampar di Pulau Cawan, Kecamatan Mandah.
Kedua pada 29 Maret 2017. Kali ini, seokor pesut tanpa sirip atau Finless porposes seberat 10 Kg mati terjerat jaring nelayan di Rokan Hilir. Terakhir, 17 April 2017, masih di Rokan Hilir. Dua kasus kematian lainnya terjadi pada 2015 dan 2016 silam.
Windi menuturkan pesut banyak ditemukan di pesisir Riau dan rentan terjerat jaring nelayan. Menurutnya, pesut juga dikonsumsi segelintir orang di pesisir Riau.
"Kita akan terus melakukan sosialisasi ke masyarakat bahwa pesut merupakan hewan langka yang dilindungi undang-undang," jelasnya.
Pesut tergolong satwa dilindungi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. BSPL meminta Pemerintah Provinsi Riau turut terlibat melindungi pesut. **
Komentar Via Facebook :