Peringati 92 Tahun Sumpah Pemuda, Mahasiswa Turun ke Jalan

Peringati 92 Tahun Sumpah Pemuda, Mahasiswa Turun ke Jalan

Gedung Juang Jakarta, Tempat Deklarasi KNPI 23 Juli 1973

Jakarta-Tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda dari pelosok negeri berkumpul dan berikrar "satu tanah air, tanah air Indonesia,"satu bangsa, bangsa Indonesia,"satu bahasa, bahasa Indonesia," dalam perkembangannya disebut sebagai "Sumpah Pemuda".

Momentum ini dianggap sebagai kristalisasi semangat mengikrarkan cita-cita kemerdekaan sekaligus menjadi tonggak penegasan sejarah berdirinya negara Indonesia.

Hari ini tepat 92 tahun silam, saat kita meletakkan nilai-nilai moral pemuda dalam mangkuk persatuan dan keinginan bebas dari cengkraman kolonial Belanda.

Sebagai anak bangsa kita harus bangga dengan torehan tinta emas perjuangan pemuda dan Mahasiswa sejak 1908 (Boedi Oetomo), 1928  (Sumpah Pemuda), 1966 ( Angkatan '66), “Malapetaka 15 Januari 1974" (Malari 1974) merupakan gelombang protes terbesar pertama era Orde Baru berkuasa.

Berlanjut tanggal 23 Juli 1973, saat para Pemuda dan Mahasiswa berbulat tekad menyatukan ide dan gagasan dalam wadah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Hingga masa Reformasi (1998) saat dimana para pemikir kampus sukses menumbangkan rezim otoriter ORBA. 

Masa itu kemudian menjadi cikal bakal lahirnya demokrasi dengan corak kebangsaan.

 

Yang terjadi hari ini Rabu (28/10/2020), bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda, diperkirakan akan ada gelombang massa yang berasal dari berbagai elemen.

Pantauan sementara, aksi massa akan berlangsung di beberapa titik,  antara lain Patung Kuda, Gedung DPR, dan Tugu Proklamasi.

Tuntutan massa aksi kali ini masih sama, yakni menolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja. Massa mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang atau Perppu.

Hal tersebut dibenarkan oleh Koordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia, Remy Hastian.

Menurutnya, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) akan turun besok, Rabu (28/10) untuk mendesak Presiden segera mencabut UU Cipta Kerja, dan menerbitkan Perpu, "kami berharap pada momentum ini Presiden akan mempertimbangkan untuk menerbitkan Perpu sebagai pilihan rekonsiliasi" tandasnya melalui keterangan resmi (27/10).

Remy menambahkan, massa dari BEM seluruh Indonesia (BEM-SI) yang akan turun diperkirakan berjumlah 1.000 orang,"
terkait lokasi demo kemungkinan di Bundaran Patung Kuda dan titik lainnya," pungkasnya.**


Batara Harahap

Komentar Via Facebook :