3 WNI Tewas, RI Minta Penjelasan Filipina

3 WNI Tewas, RI Minta Penjelasan Filipina

Line Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI meminta penjelasan pemerintah Filipina terkait tewasnya tiga Warga Negara Indonesia (WNI) dalam serangan militer negara itu terhadap pemberontak kelompok ekstremis Maute di Lanao del Sur.

Kabat tewasnya 3 WNI itu diketahui dari pemberitaan media Filipina yang menyebutkan klaim militer negara itu, AFP, telah menewaskan 36 ekstremis dalam serangan gabungan.

"Mereka juga menyebut ada tiga WNI yang ikut tewas. KBRI sudah meminta konfirmasi kepada AFP, tapi sampai sekarang belum ada," kata Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Kemenlu RI, Muhammad Iqbal, di Jakarta, Rabu (26/4).

Konsulat Jenderal RI di Davao juga mendapat informasi dari otoritas setempat mengenai ditemukannya paspor atas nama MIS. "AFP belum bisa memberikan konfirmasi apakah paspor itu terkait dengan 36 orang yang tewas," kata dia.

Sebelumnya, CNN Phillipines memberitakan ada 37 korban yang tewas dalam serangan tersebut, termasuk empat orang tersangka warga asing. "Serangan darat dan udara terhadap kelompok itu dimulai pada 22 April di Barangay Gacap," kata Kepala Angkatan Bersenjata Filipina, Jenderal Eduardo Ano.

Di antara puluhan orang tewas itu, tiga orang warga Indonesia dan satu warga Malaysia. Mereka pernah menjadi anggota Jamaah Islamiyah, kelompok teror yang aktif di Indonesia dan terkait dengan bom Bali 2002.

"Otoritas menemukan bendera dengan simbol ISIS, senapan dan granat. Selain itu, ada pula bahan baku bom, telepon genggam dan seragam loreng," kata Letnan Jenderal Carlito Galvez. **


Komentar Via Facebook :