Waspada! Tol Trans Sumatera Rawan Kriminal

Waspada! Tol Trans Sumatera Rawan Kriminal

Jakarta - Tarif yang tinggi diduga jadi salah satu penyebab ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepi peminat. Selain itu penerangan masih sangat minim. 

Tol yang membentang dari lampung hingga Aceh ini diharapkan mampu memangkas waktu tempuh antar provinsi di pulau Sumatera.

Meski hingga kini relatif sepi pengendara, namun pihak pengelola berjanji akan terus melakukan pembenahan tatakelola hingga jaminan keamanan.

Executive Vice President PT Hutama Karya (Persero) Muhammad Fauzan buka suara saat dihubungi. dia menyebut, memang masih ditemukan pelangagaran dari para pengendara, namun pihaknya terus melakukan himbauan.

"Pelanggar tata tertib memang masih kami temui, namun, prinsipnya kami sebagai pengelola JTTS selalu menghimbau kepada pengguna untuk menaati tata tertib yang berlaku di jalan tol," ujarnya.

Masalah sopir truk yang ugal-ugalan atau fenomena truk oleng yang disengaja para sopir sebagai ajang permaninan masih terjadi, ungkapnya. 

Ia mengakui adanya pengguna yang melintas di tol tersebut secara ugal-ugalan. Padahal, operator sudah semaksimal mungkin berupaya melakukan langkah-langkah antisipatif." Bahwa Hutama Karya sangat mengutamakan pelayanan kepada semua pengguna," jelasnya lagi.

"Dari sisi pelayanan, kami juga berusaha memberikan yang optimal dengan mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan tol yang kami kelola pada saat trafik lengang maupun padat," urainya.

Saat disinggung soal tarif tol yang dinilai masih tinggi, Fauzan menjelaskan, bahwa penetapan tarif sepenuhnya wewenang pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Saat ini tarif tol yang berlaku sesuai dengan SK Penetapan Tarif yang diterbitkan oleh Kementerian PUPR selaku regulator," kata Fauzan kepada media, Kamis (26/11/20).

Dirinya tetap menghimbau kepada para pengguna agar tetap berhati-hati saat melintas." Komitmen kami tetap senantiasa memberikan pelalayan prima, berkoordinasi dengan aparat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk menjaga keamanan dan menuntaskan setiap insiden yang terjadi," pungkasnya.**
   


Batara Harahap

Komentar Via Facebook :